Jumat, 12 April 2013

Bang Sani: Jokowi Jangan Anggap Penolakan Warga Angin Lalu

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo diimbau tidak menganggap penolakan warga sebagai angin lalu. Hal ini dikatakan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana terkait warga Lebak Bulus dan Fatmawati yang masih menolak pembangunan mass rapid transit (MRT) dengan konsep jalan layang.

Politisi PKS yang akrab disapa Sani ini mengatakan, sebagai pemimpin Jakarta, Jokowi sempat berjanji untuk melibatkan warga dalam tim pengkaji moda transportasi massal berbasis rel tersebut. Janji tersebut dilontarkan Jokowi dalam public hearing, dan harus dipenuhi.
"Itu janji dalam sebuah forum, di mana warga mencurahkan perasaan mereka. Sebaiknya direspons, jangan dianggap angin lalu," kata Sani, kepada Kompas.com, Jumat (12/4/2013).
Seperti diberitakan sebelumnya, pada awal pekan ini, mantan Wali Kota Sorakarta itu mengungkapkan dirinya ingin fokus memantapkan pembahasan di level elite untuk menentukan penentuan tender. Padahal di sisi lain, warga terus menuntut agar MRT dibangun dengan konsep bawah tanah, dan mendesak ditunjukkan hasil analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) yang baru.
Menururt Sani, tuntutan warga itu bisa dipenuhi secara paralel. Yang terpenting, kata dia, komunikasi dengan masyarakat, khususnya pihak yang menolak harus terus bergulir dan berlangsung baik. "Harus dikomunikasikan, supaya warga enggak dikorbankan secara sosial dan kemanusiaan," ujarnya.
Pemprov DKI Jakarta akan segera mengumumkan pemenang tender MRT. Rencananya, pemenang tender proyek senilai Rp 15 triliun itu akan diumumkan bulan ini. Saat ini, semua persiapan administrasi masih dalam proses, termasuk administrasi bersama Kementerian Keuangan dan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Peserta lelang dalam megaproyek MRT ini adalah PT Wijaya Karya (Wika) dan Jaya Konstruksi yang menjadi bagian dari konsorsium pengerjaan paket bawah tanah dari Jalan Sisingamangaraja hingga Bundaran Hotel Indonesia. Kedua perusahaan akan membangun MRT bersama perusahaan asal Jepang, yakni Shimizu dan Obayashi.
Pembagian kerja di antara empat perusahaan dalam satu konsorsium tersebut adalah 70 persen dikerjakan oleh Shimizu dan Obayashi, yang dibagi dua, masing-masing menanggung 35 persen. Sementara PT Wika dan Jaya Konstruksi mendapat bagian pekerjaan masing-masing 15 persen. PT Wika juga mengikuti proses tender untuk pengerjaan MRT paket layang (Lebak Bulus sampai Al Azhar) 101, 102, dan 103.
Namun, dalam paket layang, Wika akan bekerja sama dengan perusahaan Jepang, Tokyu. Selain konsorsium itu, peserta lelang lainnya ialah konsorsium Hutama Karya (HK) bersama dengan perusahaan Jepang, Sumitomo Mitsui Construction Company. Total tender pengerjaan MRT untuk tiga paket bawah tanah adalah Rp 4 triliun hingga Rp 4,5 triliun.
Gubernur Joko Widodo berulang kali menyampaikan optimismenya bahwa pembangunan MRT bisa dimulai April 2013. Namun rencana itu terancam kembali molor karena Pemprov DKI memerlukan surat rekomendasi dari Mendagri untuk pencairan dana pinjaman.


Sumber :
megapolitan.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar