Rabu, 20 Maret 2013

Macet, Banjir hingga Penurunan Tanah di DKI Bakal Dipantau Geospasial

Permasalahan-permasalahan perkotaan di DKI Jakarta bakal bisa dipantau melalui pemetaan geospasial, serupa Google Street View atau Google Earth. Masalah yang dipantau itu mulai banjir, macet, drainase kota, penurunan tanah hingga penyebaran Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP).

"Kita akan manfaatkan, pakai di lapangan data ini. Ini masalah ketataruangannya hampir kita pakai semuanya. Untuk menentukan transportasi, banjir, perumahan, drainase sehingga kami dengan Badan Informasi dan Geopasial (BIG) bersama-sama membangun kesepakatan," jelas Gubernur DKI Jokowi.

Hal itu disampaikan Jokowi usai penandatanganan Nota Kesepahaman yang dilakukan di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2013). Sedangkan dari pihak BIG, hadir Kepala BIG, Asep Karsidi.

Kelanjutannya, hasil dari pantauan BIG ini akan digunakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI untuk merencanakan pembangunan kota.

"Dan ini penting sekali. Jangan sampai kita membuat perencanaan tanpa sebuah desain data yang kuat, tanpa sebuah data ketataruangan yang jelas. Sehingga peta itu, perencanaan itu bisa sebelum terbuat sudah terbaca semua, baru perencanaannya. Kalau ndak itu ya nanti hanya rencana-rencana.
Nanti juga berkaitan dengan PU, transportasi harus pakai, harus ngerti," jelas dia.

Sementara Kepala BIG Asep Karsidi, untuk geospasial DKI, akan ada 7 lapisan data yang akan dipantau. Pertama, garis pantai, kedua, kontur laut dan kontur darat. Ketiga, jaringan jalan dan utilitas umum. Keempat, tubuh air dan jaringan sungai. Keenam, batas wilayah administrasi. Ketujuh, tutupan lahan generik seperti sawah dan vegetasinya.

Termasuk penurunan tanah di Jakarta, juga bisa dipantau.

"Salah satunya harus menyiapkan jaring kontrol geodesi, ada 3 horizontal, vertikal dan daya berat. Tiga data ini yang terbangun untuk sistem mapping itu jadi referensi untuk memantau daerah turun atau naik. Jadi logikanya bisa kita pantau," imbuh Asep.

Ke depan, masalah sosial ekonomi seperti penyebaran KJS, KJP, data warga sakit dan sebaran RS juga bakal dimasukkan pula ke data ini.

Warga DKI bisa melihat data geospasial gratis di situs http://tanahair.indonesia.go.id/. Layanan ini bisa diakses gratis kecuali fasilitas-fasilitas negara yang rahasia.

"Dan keuntungannya itu kita bisa interaktif. Bisa di-overlaykan, dianalisis dan seterusnya. Kalau Google kan overview saja. Kalau ini bisa di overlay kan. Misalnya ketik nama kampung Anda di situ, ketik peta, basemap nanti pilih citra. Nanti udah citra sekarang bisa buka. Dan sekarang lagi disempurnakan," jelasnya.


Sumber :
news.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar