Permasalahan-permasalahan perkotaan di DKI Jakarta bakal bisa dipantau
melalui pemetaan geospasial, serupa Google Street View atau Google
Earth. Masalah yang dipantau itu mulai banjir, macet, drainase kota,
penurunan tanah hingga penyebaran Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu
Jakarta Pintar (KJP).
"Kita akan manfaatkan, pakai di lapangan
data ini. Ini masalah ketataruangannya hampir kita pakai semuanya. Untuk
menentukan transportasi, banjir, perumahan, drainase sehingga kami
dengan Badan Informasi dan Geopasial (BIG) bersama-sama membangun
kesepakatan," jelas Gubernur DKI Jokowi.
Hal itu disampaikan
Jokowi usai penandatanganan Nota Kesepahaman yang dilakukan di Balai
Kota DKI, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2013).
Sedangkan dari pihak BIG, hadir Kepala BIG, Asep Karsidi.
Kelanjutannya,
hasil dari pantauan BIG ini akan digunakan oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI untuk merencanakan pembangunan kota.
"Dan
ini penting sekali. Jangan sampai kita membuat perencanaan tanpa sebuah
desain data yang kuat, tanpa sebuah data ketataruangan yang jelas.
Sehingga peta itu, perencanaan itu bisa sebelum terbuat sudah terbaca
semua, baru perencanaannya. Kalau ndak itu ya nanti hanya
rencana-rencana.
Nanti juga berkaitan dengan PU, transportasi harus pakai, harus ngerti," jelas dia.
Sementara
Kepala BIG Asep Karsidi, untuk geospasial DKI, akan ada 7 lapisan data
yang akan dipantau. Pertama, garis pantai, kedua, kontur laut dan kontur
darat. Ketiga, jaringan jalan dan utilitas umum. Keempat, tubuh air dan
jaringan sungai. Keenam, batas wilayah administrasi. Ketujuh, tutupan
lahan generik seperti sawah dan vegetasinya.
Termasuk penurunan tanah di Jakarta, juga bisa dipantau.
"Salah
satunya harus menyiapkan jaring kontrol geodesi, ada 3 horizontal,
vertikal dan daya berat. Tiga data ini yang terbangun untuk sistem
mapping itu jadi referensi untuk memantau daerah turun atau naik. Jadi
logikanya bisa kita pantau," imbuh Asep.
Ke depan, masalah sosial
ekonomi seperti penyebaran KJS, KJP, data warga sakit dan sebaran RS
juga bakal dimasukkan pula ke data ini.
Warga DKI bisa melihat
data geospasial gratis di situs http://tanahair.indonesia.go.id/.
Layanan ini bisa diakses gratis kecuali fasilitas-fasilitas negara yang
rahasia.
"Dan keuntungannya itu kita bisa interaktif. Bisa
di-overlaykan, dianalisis dan seterusnya. Kalau Google kan overview
saja. Kalau ini bisa di overlay kan. Misalnya ketik nama kampung Anda di
situ, ketik peta, basemap nanti pilih citra. Nanti udah citra sekarang
bisa buka. Dan sekarang lagi disempurnakan," jelasnya.
Sumber :
news.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar