Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo membuat gebrakan baru. Bekerjasama
dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Pemprov DKI Jakarta
merancang program semacam sertifikasi bagi pedagang bahan pangan dan
jamu yang dijual di pasar-pasar tradisional hingga lapak kaki lima.
"Kita
mau buat label. Di tokonya ditempel stiker yang menandakan sudah dicek
oleh BPOM dan pemda," kata Jokowi di Pasar Perumnas Klender, Jakarta
Timur, Rabu (20/3/2013).
"Di toko jamu, di penjual ikan, tahu dan
lainnya. Kita ingin memulai semua yang dijual di pasar itu aman dari
bahan-bahan berbahaya. Jadi nanti yang belanja itu benar-benar aman,"
jelasnya.
Ada lima pasar milik Pemprov DKI Jakarta yang akan
dijadikan proyek percontohan dengan sasaran pertama adalah toko dan kios
jamu tradisional. Tugas dari BPOM adalah memeriksa bahwa jamu-jamu yang
dijajakan di tempat tersebut bebas dari bahan pengawet dan kimia
berbahaya.
"Itu lima pasar di lima wilayah, kalau berhasil kita perbesar lagi cakupannya," sambung mantan Walikota Surakarta ini.
Di
dalam kesempatan yang sama, Kepala BPOM Dra Lucky Oemar Said
menambahkan selama ini jajarannya rutin melakukan uji acak terhadap mutu
kesehatan bahan pangan. Khusus untuk jamu tradisional, bahkan prosedur
pengawasannya sangat ketat dan hasil temuan selalu diumumkan melalui
media massa.
"Ada 448 item jamu yang mengandung bahan kimia
berbahaya. Tadi kami sekaligus lihat apakah masih ada yang dijual,
ternyata sudah tidak ada. Alhamdulillah, ini kemajuan," ujarnya.
"Tetapi
pengetahuan penjual harus ditingkatkan dan konsumen harus menolak
produk yang berbahaya. Kami berterimakasih sebab Pak Jokowi mendukung,"
sambungnya.
Sumber :
news.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar