Sejumlah pedagang yang biasa mangkal di Jl Raya Bogor, Jakarta Timur,
akan ditertibkan oleh Camat Kramat Jati Ucok Bangsawan Harahap. Aksi ini
dilakukan setelah sang camat ditegur oleh Gubernur DKI Joko Widodo
hingga para pengguna jalan.
Sebelum melakukan penertiban paksa,
Ucok mengumpulkan sekitar 50 pedagang dalam acara sosialisasi penertiban
pedagang kaki lima di aula Kelurahan Kramat Jati, Jl Kerja Bakti nomor
32, Jakarta Timur, Rabu (20/3/2013). Hadir juga dalam acara itu AKP
Ilhamsyah Nasution, Kanit Bina Masyarakat Polsek Kramat Jati.
"Warga
mengeluh soal pedagang yang di jalan karena kumuh, memacetkan lalu
lintas dan segala macam keluhannya. Ada juga pemotor, sampai jatuh
karena limbah penjual ikan, seperti kepala, buntut dan isi perut ikan
dibuang ke jalan," kata Ucok.
Menurut Ucok, para pedagang
berjualan di jalanan tepat di depan pusat pertokoan Ramayana dan
Carrefour. Mereka muncul menjelang tengah malam hingga pagi hari. Hanya
ada satu lajur tersisa bagi pengendara jalan yang melintas.
"Kalau mau 24 jam, jangan di jalan, tapi di dalam pasar," tegas Ucok.
Karena
itu, Ucok dan jajarannya akan membuat aturan tegas soal pedagang
tersebut. Mereka boleh berjualan dengan syarat ketat yakni harus bubar
mulai pukul 05.30 WIB, lalu membawa kantong sampah sendiri.
"Kasihan
anak-anak yang mau berangkat sekolah, kalau begini terus bagaimana
Kramat Jati mau bersih. Apalagi sampai dapat Adipura, babak belur kita,"
terangnya.
"Kalau masih melanggar, pedagang nanti saya libas," tandasnya.
Ucok
bercerita, Gubernur DKI Joko Widodo sudah menyoroti permasalahan ini.
Dia bahkan kerap mendapat teguran. "Kalau pedagang tidak tertib siapa
yang kena omelan atasan? Ya saya," ceritanya.
AKP Ilhamsyah
Nasution, Kanit Bina Masyarakat Polsek Kramat Jati menambahkan, pihaknya
juga kerap mendapat keluhan dari masyarakat. Dia mengimbau para
pedagang tidak menyulitkan para penguna jalan.
"Seandainya
keluarga pedagang yang jatuh dari motor karena jalan licin kena limbah
ikan, gimana? Pasti nggak mau. Jadi tolong, kita saling membantu,"
imbaunya.
Bagaimana respons para pedagang? Ria (42), pedagang
ikan di kawasan tersebut mengaku dia memang berjualan di badan jalan.
Dia setuju bila ada pembatasan.
"Tapi kalau soal buang sampah, ya habis mau gimana lagi, tempat sampahnya jauh," ungkapnya.
Sulaiman
(77), koordinator para pedagang pun menjawab senada. Namun menurut dia,
kemacetan di kawasan tersebut bukan hanya salah pedagang. Jalanan rusak
juga jadi faktor penambah keruwetan lalu lintas.
"Jadi, macet tidak semata-mata karena pedagang. Betulkanlah jalan rusak itu," tegasnya.
Aula Kelurahan Kramat Jati
Jalan Kerja Bakti No 32, Jakarta Timur
Acara:
Sosialisasi relokasi pedagang kaki lima di Jalan Raya Kramat Jati, dihadiri oleh 50 pedagang kaki lima.
==AKP Ilhamsyah Nasution, Kanit Bina Masyarakat Polsek Kramat Jati
"Kita kena omelan atasan dan masyarakat karena kemacetan pagi hari di
sekitar Raya Bogor, kendalanya hanya karena pedagang Kramat Jati. Kalau
mau berdagang, boleh. Tapi, jangan keterlaluan. Jangan sampai pedagang
malah menyulitkan pengguna jalan yang ingin bekerja. Toh, semua
sama-sama mencari makan,"
"Seandainya keluarga pedagang yang
jatuh dari motor karena jalan licin kena limbah ikan, gimana? Pasti gak
mau. Jadi tolong, kita saling membantu,"
==Ria (42), pedagang ikan
"Ya memang sih makan badan jalan, namanya juga dagang, cari makan. Kita
sih setuju-setuju aja kalau dikasih batas dagang. Tapi kalau soal buang
sampah, ya habis mau gimana lagi, tempat sampahnya jauh,"
============
Soal kemacetan-pedagang
Sulaiman (77), Koordinator pedagang
"Kami setuju saja kalau dibikin tertib. Pedagang memang banyak, tapi
jalan kan juga ada yang rusak sehingga bikin macet. Jadi, macet gak
semata-mata karena pedagang. Betulkanlah jalan rusak itu,"
Ucok Bangsawan Harahap, Camat Kramat Jati
"Memang, ada jalan rusak yang juga menambah kemacetan. Jalan itu memang
di wilayah saya. Tapi nanti kalau saya yang betulkan itu jalan, ada
pemeriksaan BPK soal anggaran, kita akan disalahkan. Orang belum tentu
terima niat baik kita. Warga bisa bikin surat ke Kementerian PU.
Kementerian ini memang agak susah dihubungi, tapi di sana yang berwenang
betulkan jalan.
Sumber :
news.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar