Banyak pihak yang menentang kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menaikkan harga BBM bersubsidi ketika harga minyak dunia justru sedang turun.
Anggota Fraksi Partai NasDem Irma Suryani Chaniago menilai, hal itu
semata bukan salah pemerintah saat ini. Menurutnya, kebijakan itu
diambil akibat pemerintah sebelumnya tidak cerdas dalam mengelola
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Pemerintah
sebelumnya itu tidak cerdas, subsidi BBM dulu itu tidak pernah dialihkan
ke sektor-sektor riil. Sehingga membuat utang menumpuk. Akibatnya
pemerintah sekarang yang menanggungnya. Pemerintah dulu hidup dengan
pembiayaan hutang, tidak ada swasembada misalnya pada pangan, ataupun
lainnya. Tidak ada sama sekali itu," kata kata Irma di usai diskusi
dengan tema 'Pengaruh kenaikkan BBM dan kenaikan upah Minimum Pekerja
Untuk Kesejahteraan Rakyat', di Auditorium DPP Nasdem, Kamis
(18/12/2014).
Lebih lanjut anggota Komisi IX itu mengatakan, pemerintahan Jokowi-JK belum bisa dinilai lantaran baru bekerja dua bulan lebih.
"Ini kan baru satu bulan, belum bisa bekerja maksimal. Dengan APBN
2014, subsidi tinggi, sektor yang lain dilupakan. Lihat saja tak ada
subsidi bibit, tidak ada subsidi pangan, ini kan pekerjaan rumah yang
besar bagi Jokowi-JK dimana harus diselesaikan," katanya.
Dirinya mengatakan, paradigma yang sekarang terjadi berbeda. Pemerintah
Jokowi-JK tengah mengupayakan swasembada terjadi. Tidak ingin berutang
banyak, dan ingin melunasi hutang serta bunganya.
"Langkah
menteri saling berkoordinasi itu sudah tepat. Harus saling support. Saya
lihat pemerintah hari ini berani, demi menyelamatkan negara.
Meningkatkan infrastruktur, semuanya untuk kepentingan rakyat," katanya. [tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar