Kamis, 18 Desember 2014

Menuju Pemerintahan Jokowi Rasa Mega

Pemerintah mengisyaratkan bakal menerapkan subsidi tetap untuk bahan bakar minyak mulai Januari mendatang. Dengan menetapkan besaran tertentu untuk setiap liter BBM membuat anggaran subsidi pemerintah aman dari gejolak harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah.
"Kami sudah sepakat untuk terapkan subsidi tetap yang akan dikeluarkan pada Januari 2015," kata Menteri Keuangan Bambang P.S Brodjonegoro, Jakarta,Kamis (18/12/2014).
Uniknya, kebijakan serupa pernah ada di era pemerintahan Megawati Soekarnoputri. Sosok pemimpin partai kini menjadi panutan Presiden Joko Widodo.
Kala itu, harga BBM subsidi memiliki batas atas dan bawah. Harga BBM subsidi eceran di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) disesuaikan dengan laju harga minyak global. Setiap awal bulan, Pertamina menetapkan harga BBM subsidi eceran berlaku.
Sepanjang memerintah, Megawati dua kali mengubah batas atas dan bawah harga BBM subsidi. Yakni pada 17 Januari 2002 dan 17 Januari 2003.
Jika terwujud, sebenarnya tidak hanya kebijakan itu yang mengidentikkan pemerintahan Jokowi dengan Megawati. Sayang, kebijakan satu ini lebih banyak mendatangkan cacian alih-alih pujian.
Yaitu, rencana penjualan gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ini diembuskan sendiri oleh sang menteri, Rini Soemarno.
Dengan menjual gedung aset negara, menteri perindustrian dan perdagangan era Megawati itu berharap bisa meringankan beban anggaran negara.
Walau penjualan ini masih sebatas niatan, namun sudah keburu mengembalikan kesadaran sebagian orang akan kegemaran pemerintahan Megawati obral aset negara. Semisal, Indosat dilego ke Singapura, dan gas tangguh dijual murah ke China.
Terlepas dari itu, menarik ditunggu kebijakan apa lagi bisa semakin mengidentikkan Jokowi dengan Megawati. Sehingga, kita bisa bilang 'pemerintahan Jokowi rasa Megawati. [merdeka]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar