Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli
Zon, membenarkan pertemuan antara Prabowo Subianto dengan eks Tim
Transisi sebagai utusan Presiden Joko Widodo, Kamis 23 Oktober 2014.
Menurutnya, pertemuan itu membicarakan bagaimana agar Pemerintahan
Jokowi-Jusuf Kalla berjalan lancar tanpa ada penjegalan.
"Iya
betul (pertemuan Prabowo dengan eks Tim Transisi Jokowi). Mungkin bisa
minta pertimbangan, minta masukan semacam itu (tidak dijegal). Saya kira
tidak jauh dari itu," kata Fadli saat ditemui usai acara serah terima
Jabatan Komandan Jenderal Kopassus di Markas Komando Cijantung, Jakarta,
Jumat 24 Oktober 2014.
Fadli mengatakan partainya sudah membuka
diri dengan Jokowi. Ini ditandai dengan pertemuan Prabowo dengan
Presiden ketujuh itu sebelum pelantikan hingga hadir saat pelantikan.
"Saya
kira silaturahmi kami sangat baik. Pak Prabowo juga sudah menunjukkan
bahwa semua isu-isu, gosip yang menyebut mau penjegalan tidak terbukti
semua," ujarnya.
Bahkan, lanjut Fadli, hadirnya Prabowo pada
pelantikan Jokowi-JK sebagai Presiden dan Wakil Presiden beberapa waktu
lalu sudah menunjukan bahwa persaingan sengit mereka selama ini sudah
mulai cair. Ia berharap hubungan baik itu bisa diteruskan ke depan.
"Pak
Prabowo sudah menunjukkan jiwa besarnya. Bahkan silahturahim berjalan
semakin hari semakin baik. Saya kira ini adalah suatu kedewasaan politik
dan ini yang harus dijaga," katanya.
Meski demikian, politikus
yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPR itu enggan menjelaskan bahwa
pertemuan tersebut merupakan indikasi masuknya kader-kader dari
partainya di jajaran kabinet Jokowi.
Wasekjen PDIP Hasto Hasto Kristiyanto mengatakan pertemuan kemarin hanya
dalam rangka silaturahmi antarpimpinan nasional, dan membangun dialog.
Dia membantah jika membahas soal kabinet.
"Bagaimana pun juga
Presiden Jokowi adalah presiden rakyat Indonesia. Di situ tetap
kepentingan bangsa dan negara. Bukan hal-hal terkait kabinet," kata
Hasto di Istana, Jumat (24/10/2014).
Mantan Deputi Tim Transisi itu
mengatakan untuk kabinet sepenuhnya hak prerogatif presiden. Pertemuan
dengan Partai Gerindra, menurutnya, jangan dimaknakan dengan hal yang
berkaitan dengan menteri.
"Yang terpenting bagaimana bangun
bangsa dan negara ini dan kerja sama dan membangun serta menghormati
tugas dan fungsi masing-masing," tandasnya.
Seperti diketahui,
merdeka.com bertemu dengan Tim Jokowi, Jenderal (Purn) Luhut Panjaitan
di hotel itu. Dikonfirmasi mengenai apakah ada delapan menteri yang
bermasalah, Luhut tak mau berkomentar banyak.
"Udah-udah itu," kata Luhut.
Ditanya
apakah akan membahas kembali soal menteri di hotel tersebut, Luhut yang
tampil dengan kemeja putih itu tak berkomentar dan langsung
meninggalkan hotel. [vivanews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar