Kebersamaan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) menuju kursi pemerintahan
ternyata banyak menemui jalan terjal. Dalam prosesnya banyak
permasalahan yang harus dilalui mereka.
Misalnya, permasalah itu,
ketika kubu Prabowo-Hatta menggugat kemenangan Jokowi-JK ke Mahkamah Konstitusi, masalah kantor transisi, sampai perbedaan pendapat mengenai
kabinet ramping dan gemuk.
Jokowi ingin kabinetnya ramping, sementara
Jusuf Kalla sebaliknya. Dengan adanya permasalahan itu, apakah Jokowi
dan JK sudah mulai tidak sejalan mengatur pemerintahan?
Menurut
Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristianto, di antara
keduanya tidak ada perbedaan pendapat yang menjadi retaknya hubungan
Jokowi JK. Semuanya baik-baik saja, karena sampai saat ini masalah
kabinet sedang dibahas di kantor transisi.
"Kata siapa? Yang satu mau ramping yang satu mau gemuk," katanya saat dihubungi Republika pada Minggu (24/8/2014).
Kristianto
menyampaikan, mengenai masalah kabinet belum dapat disimpulkan, apakah
harus ramping atau gemuk. "Karena semua masih dalam kajian dulu,"
ujarnya.
Saat ditanyakajian kabinet Jokowi-JK yang sedang dibahas
Tim Transisi? Hasto tidak mau memberikan bocoroan. Karena semua masih
bisa berkembang. "Jadi bukan masalah persentasenya," katanya.
Hasto
berjanji, Tim Transisi akan segera menyampaikan jika hasil kerjanya
sudah selesai. "Nanti kalau sudah selesai kita sampaikan," kata Hasto.
Belum Bicara
Di lain pihak Jokowi belum memfinalisasi format kabinet
pemerintahannya mendatang. Jokowi merasa perlu melakukan pembicaraan
dengan berbagai pihak sebelum memutuskan format kabinet.
"Kabinet belum bicara. Dengan partai juga belum bicara. Dengan Pak
Jusuf Kalla juga belum bicara," kata Jokowi kepada wartawan di Jakarta, Minggu (24/8/2014).
Jokowi mengaku belum ada kejelasan soal arsitektur
kabinet. Dia mengatakan belum ada kepastian apakah kabinetnya akan
ramping atau tidak. "Kelembagaan belum jelas. Apa 30, 34,
kementeriannya, apa cuma 20," ujarnya.
Tidak ada bocoran dari
Jokowi soal bagaimana ia akan memilih menteri nanti. Jokowi hanya
mengatakan dirinya memiliki hak prerogatif dalam menentukan menteri.
"Yang jelas itu hak prerogatif presiden. Kamu harus ngerti itu," katanya.
Jokowi
mengatakan dirinya masih terus mematangkan program-program di
pemerintahannya kelak. Menurutnya program-program itu tidak akan berbeda
dengan visi misi dan janji kampanye yang telah ia sampaikan.
"Masih dipersiapkan, yang jelas program-program pokok yang sudah saya
sampaikan bolak-balik ke masyarakat. Masak saya ulang terus," ujarnya. [republika]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar