Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) mempunyai banyak
pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di pemerintahannya. Salah
satunya soal alokasi anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak yang hampir
mencapai Rp 300 triliun dan membebani anggaran negara.
Jokowi mengakui hampir 70 persen subsidi BBM dinikmati masyarakat
menengah ke atas. Untuk itu perlunya formulasi mengelola anggaran
subsidi agar ruang fiskal anggaran negara bisa lebih besar.
"Semunya dalam tahap kalkulasi. Tapi yang jelas memang ruang fiskal
yang ada tak memungkinkan kita membangun secara cepat. Jadi kita harus
tahu subsidi BBM itu dinikmati 70 persen yang memakai mobil," ujar
Jokowi di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (24/8/2014).
Jokowi berencana mengalihkan alokasi anggaran subsidi BBM ke
sektor-sektor lebih produktif seperti subsidi untuk petani, nelayan dan
UMKM yang masih harus dikembangkan.
"Pada prinsipnya tadi, mengalihkan subsidi BBM ke usaha-usaha produktif pada sektor produktif," kata dia.
Mantan Wali Kota Solo ini juga berencana mengalihkan bahan bakar
minyak ke bahan bakar gas dan batu bara untuk pembangkit listrik milik
PLN.
"Kemudian menyegerakan infrastruktur pipa untuk gas, karena itu
industri sangat murah, daya saing negara dan daya saing produk-produk
yang kita punya bisa berkompetisi di jajaran dunia. Perhitungan itu
banyak, hitungan ekonomi tidak hanya kalkulasi ekonomi, semuanya
dihitung," ucapnya. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar