Sentimen positif dari hasil pemilihan presiden membuat euforia pelaku pasar berlanjut.
Di transaksi pasar uang pada Kamis, (10/7/2014), rupiah kembali
melesat 52 poin (0,45 persen) ke level 11.573 per dolar Amerika. Ini
sekaligus melanjutkan reli penguatan rupiah selama lima hari
berturut-turut.
Analis dari PT Platon Niaga Berjangka, Lukman
Leong, mengatakan penguatan rupiah disebabkan oleh sentimen pasar
setelah pilpres dan pelemahan dolar terhadap mata uang utama dunia.
Namun sentimen dari dalam negeri lebih dominan mempertahankan laju
positif rupiah.
Pelaku pasar menyambut kemenangan pasangan
calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Jusuf Kalla, setelah
mayoritas lembaga survei mengindikasikan pasangan itu unggul 3-5 persen
dari pesaingnya. "Meski masih menunggu keputusan resmi KPU tanggal 22
Juli, pelaku pasar sudah yakin hasil hitung cepat tidak akan terlalu
banyak berubah," ujar Lukman.
Menurut Lukman, euforia pasar
terhadap kemenangan Jokowi ini mendorong aksi beli terhadap aset-aset
berdenominasi rupiah. Seperti diketahui, Jokowi sudah lama difavoritkan
pelaku pasar. "Seandainya hasil hitung cepat Jokowi lebih telak di atas
60 persen, rupiah pasti sudah berada di 11.300 sekarang."
Sementara itu, rilis notulensi bank sentral Amerika (Fed Minute Meeting)
telah membuat dolar sedikit tertekan. Pasalnya, bank sentral menyatakan
masih menunggu konfirmasi terbaru dari pemulihan ekonomi Amerika
sebelum merumuskan kebijakan selanjutnya. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar