Kamis, 10 Juli 2014

Ada Upaya Menjegal Kemenangan Jokowi-JK

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meminta kemenangan pasangan Jokowi-JK dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 tidak dihambat. Sebab, berdasarkan hampir di semua wilayah provinsi di Indonesia pasangan Jokowi-JK unggul atas Prabowo-Hatta.
Ketua DPP PKB Marwan Jafar mengatakan, semua hitung cepat alias quick count yang kredibel menempatkan pasangan Jokowi-JK unggul.
Hasil quick count itu, menurutnya, tidak jauh berbeda dengan penghitungan nyata secara manual.
"Oleh karena itu tidak perlu lagi diributkan hal-hal yang sifatnya untuk mengambat kemenangan Pak Jokowi. Karena ini saya berasumsi bahwa ada indikasi untuk mencoba menjegal kemenangan Pak Jokowi dan Pak JK," ujar Marwan di sela-sela doa bersama di Kantor DPP PKB, Jakarta, Kamis (10/7/2014).
Ketua Fraksi PKB di DPR itu menambahkan, selisih hasil quick count antara Jokowi-JK di atas Prabowo-Hatta sekitar 5 persen. Selisih tersebut menunjukkan rentan pemilih yang kurang lebih 7 juta suara dan menempatkan pasangan Jokowi-JK unggul atas Prabowo-Hatta.
"Nah 7 juta suara ini adalah suara yang besar bukan suara yang kecil, dan oleh karena itu kami sebagai partai pengusung sekaligus juga partai pendukung, PKB telah menginstruksikan kepada seluruh kadernya baik di daerah maupun di tingkat desa untuk sama-sama mengawal perjalanan surat suara yang akan ke KPU kabupaten maupun provinsi," jelas Marwan.
"Oleh karena itu semua elemen bangsa termasuk juga para kader-kader partai pengusung koalisi yang lain termasuk para relawan semuanya kita instruksikan untuk mengawal suara itu," sambungnya.
Selain itu pihaknya mengimbau agar KPU tetap netral sampai penghitungan manual selesai dilakukan. Jangan sampai ada pihak-pihak yang berusaha melakukan upaya penggelembungan suara.
"Netralitas KPU perlu untuk rakyat kita semua, termasuk juga Panwas, kita mendorong juga kepada seluruh jajaran untuk melakukan pengawasan secara ketat apa yang ada di KPU terutama IT. Karena di IT sangat mungkin terjadi kecurangan-kecurangan dan manipulasi," ujarnya.   [merdeka]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar