Kamis, 10 Juli 2014

Meski Sudah Dihajar Habis, Jokowi Disarankan Baikan dengan Prabowo

Direktur Eksekutif Jokowi Watch Tigor Doris  memberikan ucapan selamat atas kemenangan pasangan calon presiden (capres) nomor urut 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) yang telah berlangsung hari ini.
Dalam hasil quick count (hitung cepat) beberapa lembaga survei yang kredibel seperti Litbang Kompas, Lingkaran Suvei Indonesia (LSI), Indikator Politik, RRI, CSIS-CYRUS, Populi Center, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Charta Politika dan Poltracking menempatkan Jokowi-JK unggul atas Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
"Meskipun hasil ini masih berdasarkan quick count kami berani mengucapkan selamat kepada Jokowi-JK menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI berikutnya.  Kita tunggu saja keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang akan diumumkan 22 Juli mendatang," kata Doris dalam pernyataannya yang diterima Tribunnews.com, Kamis (10/7/2014).
"Kami merasa perlu memberikan saran kepada Jokowi-JK agar. Pertama, segera 'membisikkan' kepada seluruh simpatisannya agar tidak melakukan hal-hal yang kontraproduktif dalam menyambut kemenangan ini," saran Doris.
Kedua lanjutnya, Jokowi-JK sebaiknya melakukan 'silaturahmi politik' terhadap pasangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa dan seluruh partai politik pendukungnya. Sebab mereka juga adalah bagian dari anak bangsa Indonesia.
Mulai sekarang, katanya lagi,  tidak ada salahnya Jokowi-JK untuk melakukan gerakan moral dan sekaligus gerakan politik sekaligus melalui partai pendukungnya.  Membendung  upaya partai politik pendukung Prabowo Subianto-Hatta Radjasa di DPRRI yang sedang 'merubuhkan' aturan lama tentang Undang-Undang MPR, DPR, DPRD, DPD (MD3) dalam kaitan penentuan Ketua DPRRI.
"Ini kami kemukakan karena saat ini terlihat begitu vulgar lemahnya kekuatan parpol pendukung Jokowi-JK dalam upaya membendung hal itu," katanya.
Tidak ada salahnya Jokowi-JK sesegera mungkin bersilaturahmi kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait kisruh MD3. Sebab kisruh itu tidak terlepas dari peranan mutlak Partai Demokrat yang dipimpin SBY sehingga kekisruhan seperti yang sekarang bisa terjadi.
"Jokowi-JK lakukan pemetaan, mengukur kekuatan parpol pendukung Prabowo Subianto-Hatta Radjasa supaya bisa menentukan 'sikap' bagaimana menghadapi mereka nantinya. Pasca pilpres ini tidak akan terpisahkan dari segala persiapan Jokowi dalam memulai pemerintahannya. Dengan catatan, sikap itu bukanlah untuk bagi-bagi kekuasaan semata," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar