Direktur Political Communication (Polcomm) Institute, Heri Budiarto
mengatakan berdasarkan survei Polcomm nama Joko Widodo (Jokowi)
dikatakan tak cocok menjadi wakil presiden.
"Yang menarik, Jokowi elektabilitasnya sangat kecil di posisi calon
wakil presiden. Dia berada diperingkat keenam dengan elektabilitas hanya
8,6 persen. Jokowi dikatakan oleh responden tidak cocok menjadi wakil
presiden, namun lebih cocok menjadi calon presiden karena responden
Jokowi menilai sosok pemimpin yang dekat dengan rakyat," ujarnya dalam
rilis survei "Capres Muda dan Pemimpin Daerah: Pilihan Anak Muda" di
Jakarta, Minggu (9/8/2014).
Untuk elektabilitas cawapres, hasil survei ini menunjukkan Priyo Budi
berada di peringat teratas sebesar 18,9 persen, Ali Masykur dengan 12,1
persen, Hary Tanoesudibyo sebesar 11,6 persen, dan Gita Wirjawan 9,3
persen.
"Publik berusia muda lebih menginginkan Jokowi jadi capres ketimbang
cawapres. Potensi pemilih Jokwoi tersebar direntang usia 17-20 tahun,
21-25 tahun, dan 27-29 tahun," tutur Heri.
Lebih lanjut dipaparkan, Priyo Budi dinilai paling cocok menduduki
posisi wakil presiden karena pengalamannya di organisasi dan di bidang
politik akan memudahkannya dalam menjalankan tugas pemerintahan.
Sementara Ali Masykur Musa cocok menjadi wakil presiden karena dinilai
responden memiliki visi dan juga tokoh muda yang berpengalaman di bidang
politik. Sedangkan Hary Tanoesudibyo dinilai responden cocok karena
sudah lebih dulu menyatakan siap menjadi wapres berpasangan dengan
Wiranto.
Untuk diketahui, metode survei ini dilakukan dengan teknik purposive sampling
dengan jumlah responden 1.200 orang pemilih muda dengan rentang usia
17-29 tahun. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung
di 33 Ibukota Provinsi di Indonesia.
Margin of error dalam survei ini sebesar 3,1 persen dengan
tingkat kepercayaan sebesar 96 persen. Survei dilakukan pada 24 Februari
sampai 4 Maret 2014.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar