Seknas Jokowi melakukan pertemuan perdana untuk
persiapan penyusunan konsep “GBHN” bersama para akademisi dari berbagai
bidang. Acara yang digelar di Sayoga Institute, Jl Malabar 22 Bogor,
Jawa Barat dan akan berakhir Jumat sore besok dimaksudkan untuk
membicarakan tiga hal penting.
“Pertama melakukan review perjalanan reformasi yang telah berlangsung
selama 16 tahun. Kedua, melihat kembali kebijakan negara dilihat dari
proses, konten dan implementasinya. Sedangkan yang ketiga menyusun
kerangka baru penyelenggaraan kekuasaan negara yang berpihak pada
kesejahteraan rakyat,” ujar Dadang Juliantara, anggota presidium Seknas
Jokowi di kantornya, di Jl. Brawijaya 45 Jakarta Barat saat dihubungi
Tribunnews.com, Kamis (23/1/2014).
Menurut Dadang, bangsa ini tidak lagi punya waktu untuk bersikap
“alon-alon waton kelakon” (biar lambat asal selamat) melainkan diburu
waktu untuk segera mewujudkan secara nyata cita-cita para pendiri bangsa
yang tertuang dalam Undang-undang Dasar 45.
“Bagaimana langkah untuk memulihkan kedaulatan bangsa, meningkatkan
kemandirian dan mengembalikan jati diri bangsa melalui gerakan
pembangunan karakter,” imbuh aktivis yang telah lama malang-melintang di
dunia pergerakan ini.
Pertemuan yang dihadiri oleh para pakar, antara lain Dr Noer Fauzi,
Dr Endi Haryono, Dr Bonnie Setiawan, Dr Hilmar Farid, Poppy Ismalina
PhD serta para pendiri dan anggota presidium Seknas Jokowi ini akan
bersama-sama membuat dokumen penting sekaligus panduan baru tentang
penyelenggaraan kekuasaan negara.
Menyinggung soal pencapresan Jokowi, Dadang Juliantara mengatakan,
Seknas Jokowi tetap konsisten mengedepankan aspirasi rakyat agar
pencapresan Jokowi segera diumumkan. “Kami berharap keputusan partai
berjalan seiring dengan kehendak rakyat,” katanya.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar