Makin "moncernya" nama Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi)
di berbagai jajak pendapat sebagai calon presiden mendatang, tampaknya
semakin tidak terbantahkan.
Keseriusan Jokowi dalam menuntaskan persoalan Jakarta pun jauh dari
kesan "dibuat-buat" alias pencitraan, sehingga wajar jika Jokowi
meenjadi tumpuan harapan masyarakat sebagai capres pengganti Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY).
Pengajar komunikasi politik di Universitas
Indonesia (UI) Ari Junaedi menganggap, harapan masyarakat yang melambung
terhadap sosok Jokowi yang merakyat adalah jawaban dari kerinduan
hadirnya pemimpin yang bersahaja.
"Rakyat sudah bosan dan muak dengan pemimpin yang hanya bisa bicara.
Rakyat butuh presiden yang bisa bekerja dengan hati, dan itu hadiri di
figur mantan Wali Kota Surakarta. Semakin banyak pihak yang menghujat,
mencemooh Jokowi seperti halnya elit-elit Demokrat macam Ruhut Sitompul
atau Nurhayati Assegaf, rakyat semakin membela Jokowi. Disini,
rasionalitas rakyat berlawanan dengan pernyataan politik yang tidak
mencerdaskan warga," ujar Ari Junaedi, Minggu (15/12/2013).
Dalam amatan pengajar di Program S2 dan S1 UI ini, sebuah kerugian besar
bagi PDIP sebagai parpol pengusung Jokowi jika tidak segera
mendeklarasikan nama Jokowi sebagai capres. PDIP akan kehilangan
momentum bahkan akan kehilangan dukungan dari rakyat jika tidak
mengumumkan nama Jokowi sebagai capres unggulan PDIP.
"PDIP harus siapkan transisi kepemimpinan tradisional yang selalu
bertumpu pada keluarga besar Soekarno kepada pewaris perjuangan serta
semangat Soekarno kepada generasi muda. Terlalu banyak memiliki
kader-kader yang mumpuni seperi Jokowi, Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini,
TB Hassanudin, Maruarar Sirait, Pramono Anung, Teras Narang, Teten
Masduki, Rieke Diah Pitaloka, Eva Sundari, Hendrawan Supratikno dan
lain-lain. Jika Jokowi menjadi Presiden RI ke 7 kelak, Indonesia akan
memasuki babak baru kepemimpinan nasional yang berwajahkan generasi yang
peduli kerja, anti korupsi serta membela rakyat," papar Ari.
Saatnya, Indonesia berdaulat atas tanah airnya sendiri. "Ibaratnya
mestakung untuk Jokowi alias semesta mendukung Jokowi," Ari Junaedi
menegaskan.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar