Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memangkas mata anggaran di
dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2014. Kepala
Bidang Program dan Pembiayaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Wahyu Wijayanto mengatakan, pemangkasan
mata anggaran itu untuk memudahkan pengawasan penggunaan APBD DKI.
"Semula
sampai 50.000 mata anggaran. Nah, untuk tahun depan kita rampingkan
jadi tinggal 30.000 mata anggaran saja," kata Wahyu kepada wartawan, di
Jakarta, Minggu (15/12/2013).
Perampingan ini sesuai dengan
instruksi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Kendati demikian, 30.000
mata anggaran itu belum termasuk dengan kegiatan-kegiatan kelurahan dan
kecamatan. Sebab, kegiatan di kelurahan dan kecamatan cukup banyak dan
melibatkan masyarakat langsung.
Kegiatan yang disetujui adalah
seluruh kegiatan yang telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) 2013-2017. Penyesuaian itu dimaksudkan agar
Pemprov DKI Jakarta fokus dalam melaksanakan berbagai program unggulan.
Ribuan mata anggaran kegiatan itu juga telah sesuai dengan 12 program
prioritas dalam Rancangan APBD 2014.
"Selain dengan perampingan mata anggaran, pengawasan dilakukan juga dengan sistem e-budgeting. Kemudian semua kegiatan ditampilkan melalui website resmi Pemprov DKI Jakarta, www.jakarta.go.id," kata Wahyu.
Program
prioritas itu, antara lain, pengembangan sistem transportasi yang
meliputi pembebasan lahan koridor MRT senilai Rp 521 miliar, pengadaan
unit transjakarta senilai Rp 3 triliun, dan pengadaan bus sedang untuk
peremajaan angkutan umum senilai Rp 1,64 triliun.
Untuk
antisipasi banjir rob dan genangan, meliputi pembebasan lahan Cengkareng
Drain II, Kali Pesanggrahan, Angke, dan Sunter senilai Rp 1,66 triliun;
pembangunan dan penguatan tanggul senilai Rp 179,20 miliar; pengerukan
sungai, saluran, waduk, situ, dan embung senilai Rp 140,36 miliar;
pembangunan sistem polder dan pompa Rp 119,96 miliar; pembangunan
tanggul dan pengamanan pantai senilai Rp 150 miliar; serta pelaksanaan
Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) senilai Rp 600,50 miliar.
Untuk
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, meliputi pembuatan sumur
resapan dan lubang biopori senilai Rp 121,50 miliar, peningkatan
kualitas air sungai senilai Rp 100 miliar, penanganan kebersihan senilai
Rp 859,45 miliar, serta revitalisasi Taman Margasatwa Ragunan senilai
Rp 252 miliar.
Kemudian, program peningkatan kualitas lingkungan
perumahan dan permukiman kota yang meliputi pembangunan rusunawa
terpadu dengan fasilitas pasar, kesehatan, dan olahraga senilai Rp
148,02 miliar. Serta penataan dan pembangunan kampung deret senilai Rp
1,19 triliun.
Ada juga program peningkatan kualitas dan
kuantitas RTH, antara lain melalui pembebasan lahan dan pembangunan
taman Waduk Ria Rio senilai Rp 1,13 triliun dan pembebasan lahan serta
pembangunan RTH interaktif, hutan, dan makam senilai Rp 791,68 miliar.
Selanjutnya
peningkatan kualitas pendidikan dengan penerapan Kartu Jakarta Pintar
(KJP) senilai Rp 799,81 miliar dan rehabilitasi gedung sekolah senilai
Rp 834,62 miliar. Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui
penyelenggaraan Kartu Jakarta Sehat (KJS) senilai Rp 2,05 triliun dan
pembangunan RSUD senilai Rp 216,56 miliar.
Program prioritas
lainnya adalah peningkatan pelayanan publik, yang meliputi peningkatan
pelayanan prima di 267 kelurahan dan 44 kecamatan senilai Rp 1,47
triliun, serta rehabilitasi dan pembangunan kantor lurah dan camat
senilai Rp 190,41 miliar. Program prioritas selanjutnya adalah
pembangunan budaya multikultur, yang meliputi penataan kawasan Kota Tua
senilai Rp 51 miliar, pembangunan Masjid Raya Jakarta senilai Rp 200
miliar, dan pengembangan perkampungan budaya Betawi senilai Rp 97,20
miliar.
Selanjutnya, pengembangan sarana dan prasarana olahraga
dan pemuda. Program itu meliputi pembangunan Stadion BMW senilai Rp
566,73 miliar, rehabilitasi gelanggang remaja kecamatan senilai Rp
177,87 miliar, serta pembangunan ruang bawah tanah Monas berupa lorong
pejalan kaki, area parkir, dan arena pertunjukan senilai Rp 20 miliar.
Program
pemanfaaatan ruang kota meliputi penataan jalur pedestrian termasuk
pada kawasan Jalan MT Haryono, Rasuna Said, Casablanca, dan Jalan Prof
Dr Satrio senilai Rp 103,45 miliar, dan perbaikan trotoar senilai Rp
113,49 miliar. Program prioritas terakhir adalah program pengurangan
ketimpangan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja. Program ini meliputi
pembangunan dan rehabilitasi lokasi binaan atau pasar untuk pedagang
kaki lima (PKL) senilai Rp 273,70 miliar, serta penataan dan relokasi
PKL senilai Rp 129,95 miliar.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar