Senin, 30 Desember 2013

Bukan Mimpi, Jokowi Jadi Presiden

Dukungan agar Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) maju sebagai calon presiden semakin terasa menjelang Pemilu 2014. Bertenggernya Jokowi di berbagai hasil survei nampaknya bukan hanya permainan data statistik. Di akar rumput, berbagai kelompok masyarakat dibentuk secara sukarela untuk menunjukan dukungan ini. Berbagai kelompok ini berdiri dan bergerak secara terpisah.
Salah satunya adalah Sekretariat Nasional Jaringan Organisasi dan Komunitas Warga Indonesia (Seknas Jokowi).
Setelah melalui pertemuan di berbagai daerah, dan mendengar aspirasi masyarakat Presidium Seknas Jokowi yang diisi para aktivis era 1980'an mendeklarasikan dukungan Jokowi menjadi Presiden Indonesia pada 15 Desember 2013 lalu. Bagi para relawan ini, Jokowi sebagai Presiden Indonesia bukan hanya mimpi. Bagi para relawan Seknas, dengan dukungan dari rakyat yang terus membesar tidak akan dapat dibendung oleh calon presiden yang menjadi rival Jokowi dalam pemilihan presiden mendatang.
"Ini bukan mimpi. Langkah ke arah sana sudah semakin nyata. Suara rakyat adalah suara Tuhan akan muncul," kata salah seorang Presidium Seknas Jokowi, Andaru Satnyoto saat ditemui SP di Kawasan Sudirman, Minggu (29/12/2013)
Sejak dideklarasikan, para relawan ini aktif membuka pendaftaran di berbagai kesempatan. Salah satunya dengan rutin membuka stan posko pendaftaran di kawasan Sudirman setiap Minggu dengan memanfaatkan momentum Car Free Day dan kegiatan-kegiatan lain. Dengan dibantu panggung musik yang diisi oleh anak-anak muda, hanya dalam tempo dua minggu saja, sebanyak 1.000 lembar formulir relawan telah terisi.
"Itu baru yang riil mendaftar di Jakarta saja. Secara total di berbagai daerah lain mungkin sudah ada 15.000 relawan yang terdaftar. Pasti ada lebih banyak lagi yang belum atau tidak terdaftar," ungkapnya.
Untuk menunjukkan keseriusannya, pada 12 Januari nanti, Seknas Jokowi akan menggelar karnaval budaya dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Diharapkan, melalui pagelaran kesenian ini, penggalangan dukungan terhadap Jokowi akan lebih memasyarakat.
"Kami berupaya memberi kegembiraan kepada masyarakat. Seperti halnya Jokowi yang menyukai kesenian, dan membuat politik menjadi hal yang ringan," tuturnya.
Andaru menuturkan, sejak dideklarasikan, Seknas Jokowi tidak pernah bertemu langsung dengan Jokowi. Dikatakan, terbentuknya Seknas Jokowi ini untuk menampung tumbuhnya aspirasi dan semangat mendukung Jokowi. Hal ini, menandakan berkembangnya demokrasi yang lebih substantif, yakni rakyat sendiri yang menentukan dan memilih kriteria pemimpin Indonesia selanjutnya. Sebelumnya rakyat hanya memilih figur dari tokoh yang disodorkan partai politik.
"Rakyat maunya Jokowi, dan kami dorong hal itu untuk menjadi gerakan politik. Biasanya rakyat disodorkan, tapi sekarang rakyat yang menginginkan model pemimpinnya sendiri," tutur Andaru.
Menurutnya, figur Jokowi saat ini menjadi harapan dari masyarakat yang menginginkan perubahan. Rakyat saat ini tak ingin lagi figur yang dicitrakan sebagai orang yang santun, bersih, dan birokratis. Sekarang, rakyat membutuhkan figur yang sederhana, jujur dan terbuka. Selain itu, rakyat juga membutuhkan figur yang sering ke lapangan, sehingga mengetahui secara pasti problem masyarakat dan dapat memberi solusi.
"Semua kriteria itu ada di Jokowi. Setiap masa ada orangnya, dan setiap orang ada masanya. Kami yakin dengan kehendak sejarah," ungkapnya.
Terkait dengan sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang belum juga mendeklarasikan Jokowi sebagai capres tak membuat Seknas Jokowi risau. Andaru meyakini cepat atau lambat Megawati sebagai Ketua Umum PDIP akan mendeklarasikan dukungannya. Terlebih jika melihat dukungan masif yang terus dibangun masyarakat.
"Ini akan menjadi arus besar. PDIP pasti mendengar suara rakyat ini, apalagi selama ini feeling politik Ibu Mega pun cukup kuat," tuturnya.
Sementara terkait jabatan Jokowi saat ini sebagai Gubernur DKI, Andaru menegaskan pekerjaan rumah Jokowi akan tuntas jika menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Hal itu lantaran banyak persoalan Jakarta yang berkaitan dengan pemerintah pusat. Untuk itu, sebagai Presiden yang berada di Ibukota, Jokowi dipastikan akan tetap memperhatikan Jakarta.
"Kalau Jokowi jadi presiden dia kan tetap berada di Jakarta. Pasti akan diperhatikan juga, karena sebagian problem Jakarta itu berkaitan dengan pem pusat. Jokowi jadi presiden, DKI tidak akan terlantar," katanya.

Sumber :
suaramerdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar