Partai Nasional Demokrat (NasDem) menuding survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) selama ini, merupakan agenda terselubung yang dilakukan Partai Golkar untuk meningkatkan elektabilitasnya menjelang pemilu.
Pasalnya, survei LSI itu selalu menempatkan partai pimpinan Aburizal Bakrie (Ical) di posisi teratas.
Demikian dikatakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP NasDem Patrice Rio Capella menanggapi hasil survei terbaru LSI yang menyatakan NasDem, Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) terancam tidak lolos parliamentary threshold 3,5 persen.
Dimana, NasDem hanya memperoleh suara sebesar 2,0 persen.
"LSI Denny JA ini dalam surveynya selalu memenangkan Golkar, berbeda dengan lembaga survey yang lain. Jadi kita (NasDem) tahu apa agenda yang dibawanya. Oleh karena itu NasDem melihat ini survey lucu-lucuan karena tidak sesuai dengan fakta dilapangan," kata Patrice Rio Capella saat dihubungi, Senin (21/10/2013).
Untuk diketahui, kemarin LSI merilis hasil survei terbarunya, dimana, jika pemilu legislatif (pileg) dilaksanakan pada hari ini, maka tiga partai teratas dalam perolehan suara berturut-turut adalah Golkar 20,4 persen, PDIP 18,7 persen, dan PD 9,8 persen.
Di bawah ketiga partai ini berturut-turut diantaranya, Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 6,6 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) 5,2 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 4,6 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 4,6, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,4 persen, Hanura 3,4 persen, Nasional Demokrat (NasDem) 2,0 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) 0,6 persen dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) 0,3 persen.
Lebih jauh dia menilai, hasil survei yang dilakukan LSI selama ini, juga sering kali tidak tepat dengan apa yang dilakukan LSI. Contohnya, kata dia, pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2012. Dimana, LSI memprediksi Fauzi Wibowo memenangkan Pilgub DKI. Namun, faktanya justru Joko Widodo (Jokowi) yang memenangkan Pilgub DKI.
Selain itu, dia juga berpendapat bahwa hasil survei yang dilakukan saat ini, tidak dapat dijadikan acuan bagi partai politik untuk memenangkan pemilu 2014. Pasalnya, pemilu 2014 sendiri masih sekitar 6 bulan lagi. Sehingga, berbagai kemungkinan masih bisa terjadi dengan jangka waktu 6 bulan itu.
"Jadi belum bisa dijadikan pegangan karena cuaca politik masih dinamis," ujarnya.
Untuk itu, dia mengingatkan Golkar jangan terlalu terlena dengan hasil-hasil survei yang selalu menempatkan di posisi teratas. Sebab, survei sendiri sifatnya hanya sementara yang artinya hanya kemenangan sesaat.
"Saya cuma ingin mengingatkan Golkar, jangan cepat percaya dengan survey yang kerjanya cuma menyenang-nyenangkan saja," cetusnya.
Sementara itu, kata dia, bagi partainya, hasil suvei LSI ini tentunya menjadi bahan evaluasi untuk ke depannya agar dapat memperoleh hasil terbaik pada pemilu 2014.
"Kami akan terus bekerja sesuai dengan perencanaan awal partai ini ketika dilahirkan yang juga tidak diduga awalnya NasDem bisa seperti ini," pungkasnya.
Sebelumnya, Peneliti LSI Adjie Alfaraby menegaskan sumber dana survei yang dilakukan lembaganya berasal dari internal LSI sendiri. Sehingga, tidak ada survei tersebut dibiayai atau titipan dari suatu parpol tertentu.
"Sumber dana sekitar Rp 400 juta yang dikeluarkan untuk membiayai survei ini berasal dari internal LSI," kata Adjie Alfaraby.
Sumber :
centroone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar