Senin, 21 Oktober 2013

Jokowi Diragukan Bisa Selesaikan Monorel

Deru mesin terasa memekakkan telinga di kawasan Tugu 66, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2013) sekitar pukul 17:20 WIB. Dua alat berat penggali jenis beko terparkir.
Karangan bunga dan sisa-sisa upacara peresmian pembangunan megaproyek monorel Jakarta masih tampak. Setelah sekian tahun terbengkalai, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) akhirnya melanjutkan proyek transportasi massal berbasis rel ini pada Rabu (16/10/2013) lalu.
Pada 2005, Gubernur DKI saat itu, Sutiyoso mencoba menggarap proyek ini. Sejumlah tiang sudah berdiri, namun umur proyek tersebut tak panjang. Kemudian di era kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo (Foke) akhirnya secara resmi proyek ini dihentikan pada 2011.
Seiring dimulainya kembali pembangunan proyek senilai lebih dari 8T itu bermunculan nada miring. Pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi (Instran) Izul Waro mengatakan terlalu dini menilai proyek pembangunan monorel sudah memiliki komitmen.
Pasalnya, pembangunan baru sekadar simbolis selama persoalan internal antara PT Jakarta Monorail dengan PT Adhi Karya terkait 200 tiang beton lama senilai 164M belum terselesaikan.
Seharusnya, Izul menekankan, PT Jakarta Monorail (JM) sebagai operator bergerak cepat menyelesaikan persoalan ini. “Itu sudah pasti menghambat karena itu tidak murah hampir 164M. Saya jadi sangsi mereka ini sanggup tidak mengerjakannya?” kata Izul kepada detikcom, Jumat pekan lalu.
Dia juga menyoroti harus ada kejelasan pengelolaan keuangan yang harus murni oleh PT Jakarta Monorail. Karena ada kecemasan bila dalam beberapa tahun pertama belum bisa menutup biaya operasi dan investasi membuat PT JM terancam rugi dan kolaps.
Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap pemberian subsidi dari pemerintah untuk menghindari kejadian tersebut. “Ujung-ujungnya minta subsidi dan rugi. Yah pemerintah yang akan turun tangan,” ujarnya.
Sejumlah warga ibu kota pun berharap pembangunan monorel tak hanya sekadar simbolis dan tidak lagi terhenti. Langkah Jokowi yang membentuk tim pengawas diapresiasi namun perlu bukti nyata.
Salah seorang warga, Vera Puspita, 26, mengatakan kalau cuma acara groundbreaking proyek tanpa disertai proses pengawasan pembangunan bakal banyak celah negatifnya. Maksud karyawan bank di Jalan Rasuna Said, Kuningan, ini sudah seharusnya proyek besar seperti monorel punya kejelasan konsep dari pembangunan serta pengawasan.
“Saya baca di berita-berita katanya masih banyak masalah. Yah Pak Jokowi dan anak buahnya supaya terus ngawasin dan enggak berhenti lagi. Jangan cuma groundbreaking launching doang,” kata Vera, Sabtu lalu.
Direktur Teknis PT Jakarta Monorail Rosa Bovanantoo tak menampik masih adanya sejumlah kendala. Soal tiang beton lama yang dibangun PT Adhi Karya, ia mengakui memang akan dievaluasi karena mengacu pada tiang baru saat ini yang berbeda kriteria. Ia menekankan setiap tiang bakal dievaluasi dan dilihat apakah layak digunakan atau tidak.
Disinggung sekitar 164M biaya yang harus diganti ke Adhi Karya, ia enggan berkomentar. Yang penting, katanya sudah ada tahapan antara pihaknya dengan Adhi Karya sebagai pemilik tiang lama untuk penyelesaian.
“Pekerjaan kami masih banyak yang perlu diselesaikan. Soal tiang ini kan bagian kecil dari pengerjaan. Makanya kami mulai mengerjakan dari sisi utara,” katanya, Jumat pekan lalu.

Sumber :
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar