Minggu, 27 Oktober 2013

Menggoyang Jokowi, Mengadu Ahok dengan FPI

Rekonsiliasi nasional adalah sesuatu yang mahal harganya.  Tangan-tangan tidak kelihatan sangat doyan bermain menggunakan tangan orang lain untuk tujuan-tujuan kekuasaan.  Prestasi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang sudah kentara tetap tidak mampu membuang stigma keturunan dan minoritasnya.   Ditambah dengan gaya politik yang tidak kalah kontroversialnya dengan Joko Widodo (Jokowi) sendiri,
Ahok muncul menjadi bintang baru yang membuat semua orang terbelalak.  Media dan sebagian rakyat pun setuju, sayang tidak semua sepakat.  Tapi demikianlah demokrasi, yang penting harus mematuhi konstitusi.
Lemparan bola Fauzi, di sambut dengan baik oleh FPI.  Apapun alasannya, bola politik ini mampu membawa Ahok dan FPI ke ajang kontroversi.  Senin 28 Oktober 2013 di saat kita seharusnya mengenang lahirnya kata Indonesia melalui sumpah pemuda, rencana demonstrasi yang sudah tidak jelas substansinya mengganggu agenda rekonsiliasi.
Apabila kita berfikir strategis, pola besar yang sedang di kerjakan tidak akan berhenti di Ahok, melainkan Jokowi.  Tangan-tangan tidak kelihatan mencoba menggoyang Jokowi.  Watak Ahok yang temperamental terus akan di beri umpan-umpan politis untuk membuktikan Jakarta tidak bisa di tinggal Jokowi.   Suatu permainan usang tapi terus dimainkan sejak jaman Romawi dan Belanda, devide et empera.  Perbedaan keyakinan dan ras yang tidak bisa di hapus karena itu sangat hakiki seharusnya diterima sebagai sesuatu kekayaan, tetapi selalu menjadi permainan politisi.   Kita harus melawan ini.
Satu tumpah darah, satu bangsa, satu bahasa harus terus kita pegang teguh.   Dengan trend perubahan yang ada Indonesia sedang menuju masa yang lebih baik.  Jokowi dan Ahok menjadi benchmark, pemimpin yang seharusnya.  Itu tidak bisa di pungkiri lagi.  Kita doakan bersama-sama, Ahok tidak terpancing emosi di adu dengan FPI.   Dan kita sama-sama kawal dan awasi bahwa ini perjuangan menegakkan konstitusi, dan bukan karena perbedaan kitab suci. [/Hanny Setiawan]

Sumber :
kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar