Senin, 07 Oktober 2013

Bara JP Minta PDI-P Abaikan Koalisi Dengan Parpol Lain

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) didorong untuk tidak membangun koalisi dalam memajukan Capres di Pemilu 2014 mendatang. Karena koalisi selalu berakhir dengan “aroma busuk” transaksi dagang sapi hingga pembagian kursi menteri.
“Jabatan menteri akhirnya diisi politisi yang belum tentu profesional. Maka hanya satu jalan agar PDI-P jangan koalisi, yaitu dengan memajukan Capres Jokowi sebelum Pemilihan Legistatif 2014,” tegas Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi Presiden, Sihol Manullang, di Jakarta Senin (7/10/2013).
Menurutnya, PDI-P tidak bisa memandang remeh hasil-hasil survei selama ini yang menempatkan Jokowi sebagai juara elektabilitas semua tokoh yang muncul. Survei terakhir adalah Stan Greenberg, konsultan politik Bill Clinton, dengan hasil 61% untuk Jokowi dan 28% untuk PDI-P.
Sementara untuk lembaga survei dalam negeri, hasil mencengangkan diperoleh Benua Institute di Padang Pariaman, elektabilitas Jokowi 48%.
“Survei Padang Pariaman adalah order sebuah parpol penguasa sekarang, belum dipresentasikan,” ungkap Sihol.
Elektabilitas Jokowi yang jauh melampaui PDI-P, adalah bukti bahwa Jokowi sudah menjadi milik semua golongan. Angka tersebut juga menjadi bukti valid, Jokowi akan menjadi magnet menarik semua nasionalis di semua partai untuk memilih PDI-P.
Menurutnya, dengan memajukan Jokowi adalah juga cara sistematis membantu semua calon legistatif (caleg) PDI-P, dengan mulus menjadi mayoritas di kursi dewan semua tingkatan.
Dia lalu memberi contoh Presiden SBY sebagai yang sesungguhnya bentuk tipologi korban koalisi yang membuat Partai Demokrat sebagai pemimpin koalisi yang malah teraniaya.
“Maka PDI-P harus menjauhi koalisi, dengan memajukan Jokowi yang didukung lapisan tertentu semua partai yang ada,” tukasnya.

Sumber :
beritasatu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar