Pendeta Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Filadelfia, Palti
Panjaitan, prihatin dengan sejumlah tindakan intoleransi di Tanah Air.
Ia mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seharusnya
belajar dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) soal toleransi
yang dinilainya sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi beragama
selama hampir setahun menjabat.
Salah satunya, kata Palti, sikap
Jokowi merespons penolakan warga atas penempatan Susan Jasmine Zulkifli
sebagai Lurah Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Susan mendapatkan
penolakan dari sekelompok warga karena alasan agama yang dianutnya.
"Statement Jokowi jelas, Lurah Susan tidak akan dipindah karena
isu agama. Tapi kalau kinerja jelek baru akan dipindah," kata Palti
kepada Kompas, Senin (30/9/2013).
Contoh lainnya,
kata dia, persoalan Gereja Katolik di Tambora. Menurutnya, beberapa
pihak juga mendesak gereja tersebut ditutup. Namun, Jokowi menolaknya.
Sikap Jokowi tersebut, menurut Palti, kontras dengan sikap SBY. Selama
menjabat Presiden, ia menilai banyak tindakan intoleransi terjadi dan
Presiden SBY tak banyak bertindak. "Kalau Presiden SBY, tidak ada
(bertindak) seperti itu," ujar Palti.
Palti pun mencontohkan
kasus intoleransi yang menimpa gerejanya, Gereja Filadelfia, Bekasi, dan
Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin. Sudah dua tahun gereja tersebut
disegel karena perkara yang tidak jelas sehingga jemaat tidak dapat
beribadah di gereja tersebut. Secara rutin, mereka pun memilih beribadah
di depan Istana setiap dua minggu sekali. Namun, hingga saat ini belum
ada tanggapan sedikit pun dari Presiden SBY.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar