Sosiolog dari Universitas Indonesia Thamrin Amal Tomagola menilai, upaya
pemberantasan korupsi yang dilakukan penegak hukum, seperti Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Polri, dan Kejaksaan Agung akan semakin
berhasil jika Joko Widodo (Jokowi) menjadi presiden Indonesia pada tahun
2014 mendatang.
"Gencarnya KPK mengungkap kasus korupsi akan
lebih hebat jika Jokowi menjadi presidennya, dia bisa turun ke bawah dan
pro rakyat," nilai Thamrin di Jakarta, Jum`at (23/8/2013).
Menurutnya,
jika Jokowi terpilih menjadi presiden, pemberantasan korupsi akan bisa
lebih hebat, karena dia akan arahkan dan perbaiki lembaga negara,
misalnya Mahkamah Konstitusi (MK) yang sekarang ada penunjukan Patrialis
Akbar. Kemudian, imbuhnya, jika Jokowi menjadi presiden, Thamrin juga
meyakin pria kurus ini akan memperbaiki KPK, Mahkamah Agung (MA), dan MK
agar tidak menjadi sarang korupsi. Namun demikian, hal tersebut harus
mendapat dukungan dari berbagai kalangan.
"Implementasinya,
dengan syarat anggota DPR sedilkit musang-musangnya di Banggar. Jadi
setiap Pemilu, musang-musangnya harus terus dikurangi, tahun 99 misalnya
100%, 2014 di kurangi secara bertahap, karena rakyat tahu siap
musang-musang yang harus tidak dipilih," tandasnya.
Selain itu,
Thamrin juga menyakini Jokowi akan tetap pro rakyat jika menjabat
presiden sebagaimana diamanatkan konstitusi negara kita yang kerap
dilanggar para petinggi negeri, seperti dibubarkannya Badan Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) oleh MK.
"Dengan
putusan MK, dulu BP Migas dibubarkan karena tiga pertimbangan, yaki pro
asing, sarang korupsi, dan tidak mendapat ladang minyak baru. Ini
langgar konstitusi, lembaga negara tidak boleh pro asing. Itu langgar,
apalagi korupsi," tegasnya.
Jokowi merupakan sosok yang tidak pro
asing dan tetap akan pro rakyat, sehingga melakukan pembangunan yang
mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat dan beratkan pajak kelas atas.
"Kalau Jokowi pro rakyat, maka tidak akan pro asing dan akan melakukan
pembangunan yang pro rakyat, serta beratkan pajak kelas atas,"
tandasnya.
Mengingat diperlukannya sosok Jokowi untuk memimpin
dan menyelesaikan berbagai persoalan bangsa, Thamrin menilai seluruh
rakyat Indonesia tak harus menunggu Jokowi menyelesaikan jabatannya
sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta.
"Saya kira, di tingkat
nasional lebih perlu dan sangat penting sekarang, karena kalau tunggu
beresi Jakarta, itu terlalu lama, karena masalah Jakarta, 95%-nya
disuguhkan pemerintah pusat. Jadi sudah saatnya dikolaborasikan dengan
langkah BW, Abraham Samad, dan Busyro Muqoddas," pungkasnya.
Sumber :
gatra.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar