Minggu, 21 Juli 2013

Aparat Bebal vs Sindiran Jokowi

Semenjak memegang tampuk kekuasaan tertinggi di DKI Jakarta, Gubernur Joko Widodo (Jokowi) secara masif pengadakan pengecekan langsung (istilah trend nya "blusukan") ke kantor-kantor pelayanan masyarakat. Ketika kenyataan yang dijumpai Jokowi kurang dari harapan masyarakat atau aparatnya kurang maksimal dalam memenuhi harapan masayarat, Jokowi pun melemparkan beberapa arahan dalam bentuk sindirian.
Banyak sekali sindiran yang telah dilontarkan, tetapi apakah sindirian-sindiran yang dilontarkan Jokowi dapat merubah tabiat aparat pemprov DKI Jakarta yang terkenal bebal dan mata duitan? Hanya waktu yang dapat membuktikannya.

Berikut sindiran-sindiran Jokowi yang dirangkum dari Jokowi Diary :

18 Juli 2013 : Jangan Pasang Foto Saya
Jokowi paling tidak suka fotonya bertebaran di spanduk-spanduk. Ia minta spanduk yang memuat fotonya dicopot, seperti terjadi di Kelurahan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, itu.
"Copot! Jangan ada wajah saya. Kalau wajah lurah boleh," ujar Jokowi sambil senyum saat berkunjung ke Kantor Lurah Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (18/7/2013).
Lurah Ali M Siregar yang mendampingi Jokowi pun langsung menyanggupinya. "Siap, Pak," katanya.
Baliho yang berukuran sekitar 2x3 meter itu memuat foto Jokowi-Ahok yang mengenakan seragam warna putih saat pelantikan dan dipasang di halaman kantor kelurahan. Baliho itu berisi ajakan bagi warga Jakarta Timur untuk peduli lingkungan.
Di kelurahan itu, Jokowi meninjau ruangan pelayanan masyarakat dan menanyakan seputar kepengurusan KTP dan KK. Hasilnya, Jokowi cukup puas.
"Kalau di sini ngurus KTP sehari jadi. Kalau ngurus KK dua hari bisa jadi. Sudah cukup bagus di sini," ujar Jokowi di Kantor Lurah Cipinang Cempedak.
Jokowi kemudian melanjutkan perjalanan sidaknya ke Kantor Kecamatan Jatinegara, tepat di belakang kantor Lurah Cipinang Cempedak. Hasilnya, Jokowi merasa cukup puas.
"Di sini sudah cukup bagus. Ruangan pelayanan masyarakatnya sudah terbuka," katanya.

18 Juli 2013 : Ngurus KK kok Lama?
Jokowi melakukan kunjungan mendadak (sidak) ke Kantor Lurah Pondok Bambu, Jakarta Timur. Jokowi ingin melihat langsung kinerja pegawai kelurahan dalam melayani warga.
Jokowi tiba pukul 12.50 WIB di Kantor Lurah Pondok Bambu, Jl Pahlawan Revolusi, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (18/7/2013). Jokowi langsung masuk ke ruang pelayanan masyarakat di kantor tersebut. Suasana ruang pelayanan tersebut memang tak begitu ramai. Ada beberapa petugas yang sedang melayani warga.
Jokowi langsung duduk di bangku antrean melihat-lihat suasana kantor sambil berbincang dengan warga. Tak lama kemudian, Lurah Pondok Bambu Budhy Novian muncul menghampiri Jokowi. Jokowi kemudian maju ke meja pengaduan masyarakat menanyakan perihal pengurusan KTP dan kartu keluarga (KK).
"Kalau mau ngurus KK berapa lama?" kata Jokowi yang memakai kemeja putih ini.
"Kalau KK bisa sampai dua minggu, Pak," jawab Basuki Rahmat, petugas pelayanan.
"Hah, dua minggu? Kok bisa lama gitu? Masalahnya apa kok bisa lama begitu? Apa kendalanya? Buka-bukaan saja," tanya Jokowi.
"Karena harus lakukan pendataan, kemudian input data, Pak," jawab Rahmat.
"Input data saja sampai dua minggu? Apa susahnya sih? Paling setengah jam itu bisalah kalau input data saja," tegas Jokowi.
Akhirnya Jokowi pun meminta kepada Lurah Pondok Bambu agar melakukan perbaikan pelayanan dalam mengurus KK. "Saya minta ini diperbaiki lagi. Jangan lama-lama sampai dua minggu gitu. Percepat lagi," tegas Jokowi.
Tak hanya itu, Jokowi pun menanyakan perihal pengurusan KTP. Jokowi meminta untuk pengurusan KTP harus bisa selesai dalam 1 hari. "Kalau KTP gimana?" tanya Jokowi.
"Satu hari, Pak," jawab Lurah Budhy.
"Bagus," kata Jokowi.
Setelah itu, Jokowi kemudian melakukan rapat tertutup dengan Lurah dan pegawai di Kelurahan Pondok Bambu.

16 Juli 2013 : Pencet Tombol Tidak Baik
Jokowi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke kantor Wali Kota Jakarta Timur. Jokowi ingin melihat langsung kinerja pegawai di bagian Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
Jokowi tiba di kantor Wali Kota Jakarta Timur, Jl DR Sumarno, Jakarta Timur, Selasa (16/7/2013) tepat pukul 15.00 WIB.
Kantor Wali Kota tersebut mulai sepi. Bahkan tulisan 'buka', tanda beroperasinya tempat pelayanan tersebut dalam posisi keadaan di balik alias 'tutup'.
Beberapa pegawai yang mengenakan seragam berwarna ungu tersebut terkejut dengan kedatangan orang nomor satu di DKI Jakarta.
Jokowi yang didampingi Kepala PTSP Jakarta Timur, Khusnul Khatimah dan Wali Kota Jakarta Timur, Krisdianto, langsung meminta pegawai di ruang PTSP tersebut untuk menunjukkan berkas-berkas pelayanan.
"Ini coba lihat dokumennya. Ini dokumen apa?" kata Jokowi.
"Siap, Pak. Ini dokumen SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dan TDP (Tanda Daftar Perusahaan)," ujar salah seorang pegawai.
Jokowi membawa berkas tersebut untuk dilihat-lihat. Jokowi juga menyempatkan diri untuk masuk ke dalam ruang lewat pintu belakang.
Khusnul Khatimah semangat menjelaskan tentang kinerja pelayanan satu pintu yang khusus menangani masalah perizinan usaha dan bangunan.
Jokowi lantas menuju ke alat penilaian kepuasan pelayanan satu pintu. Sarjana Kehutanan UGM ini kemudian memencet tombol 'Tidak Baik' pada kolom Persyaratan Pelayanan dan 'Kurang Baik' pada kolom Kedisiplinan Petugas Pelayanan.
Sekitar 10 menit berkeliling, Jokowi kemudian mengajak Khusnul Khatimah dan Krisdianto masuk ke dalam ruang Kepala PTSP dan Tata Usaha Wali Kota Jakarta Timur. Mereka bertiga melakukan pertemuan secara tertutup.

10 Juli 2017 : Camatnya, Mana?
Di awal puasa Ramadan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menggelar inspeksi mendadak ke kantor Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. Sang Camat tengah rapat dengan Pak Lurah di luar.
Jokowi yang mengenakan seragam dinas warna coklat dan jaket warna hitam tiba di kantor Kecamatan Kemayoran, Jalan Serdang Raya, Rabu (10/7/2013) sekitar pukul 13.15 WIB.
Saat tiba, suasana kantor kecamatan sepi. Jokowi melihat-lihat kondisi pelayanan di lantai 1.
Sekretaris Kecamatan, Munjir Munaji, yang turun dari lantai 2 memperkenalkan diri.
"Camatnya mana?" tanya Jokowi.
"Pak Camat sedang di luar, sedang rapat dengan lurah-lurah, Pak," jawab Munjir.
"Oh begitu," ujar Jokowi.
Jokowi lalu naik ke lantai 2 dan masuk ke ruang pelayanan masyarakat. Di ruangan itu, ada 8 pegawai kecamatan tengah bekerja di mejanya. Pegawai terkejut dengan kehadiran Jokowi.
Ada seorang warga mengurus sertifikasi tanah.
"Kenapa?" kata Jokowi.
"Sedang urus sertifikasi tanah, Pak," kata seorang pegawai.
"Ya sudah lanjut," kata Jokowi.
Jokowi membuka-buka berkas pelayanan di meja pegawai. Jokowi lalu turun lagi ke lantai 1, dan menuju ruang unit pelayanan terpadu. Tidak ada aktivitas di ruangan itu. Jokowi hanya memantau dari balik jendela kaca.
"Tadi Pak Camat ada rapat di luar. Ya nggak apa-apalah, masa camat di dalam terus," kata Jokowi.
Camat Kemayoran, Iyan Sophian Hady, tiba-tiba muncul saat Jokowi hendak meninggalkan kantor kecamatan. Mereka bersalaman.


Sumber :
Arsip Jokowi Diary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar