Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menjawab tudingan blusukan yang
dilakukannya boros anggaran. Anggaran untuk blusukan lebih banyak
digunakan untuk program-program sosial.
Jokowi mengakui memang
ada dana operasional yang dianggarkan untuk Gubernur dan Wakil Gubernur
DKI. Namun dana operasional itu tak sepenuhnya digunakan untuk
memfasilitasi kegiatan blusukan.
"Dana operasional itu memang
ada, tapi nggak langsung habis, separuhnya aja nggak habis," kata Jokowi
usai menyapa warga di sekitar rumah dinasnya di Taman Suropati,
Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (21/7/2013).
Jokowi juga mengakui jumlah dana operasional itu mencapai Rp 34 juta per
hari. "Ya itu memang benar, tapi saya nggak pernah pegang uangnya. Ya
dana-dana itu untuk dana sosial, kalau ada gesekan warga, kebakaran,"
paparnya.
Lalu bagaimana dengan aksi bagi-bagi buku yang kerap dilakukan Jokowi saat blusukan?
"Itu dananya dari CSR," jawab Jokowi.
Jokowi
menolak untuk berhenti blusukan. Menurut dia, blusukan perlu dilakukan
untuk mengontrol program kerja yang sudah dilakukan. Jika tidak
dilakukan blusukan, maka bisa jadi pengerjaan suatu program tak sesuai
dengan yang dilaporkan oleh anak buah.
"Blusukan fungsinya
sebagai manajemen kontrol pengawasan, nggak ada yang lain. Kalau nggak
ada manajemen kontrol terus gimana?" ujar pria 52 tahun ini.
Forum
Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) merilis jumlah anggaran
blusukan Jokowi mencapai Rp 26,6 miliar. Dana ini disebut berasal dari
anggaran penunjang operasional APBD 2013. Jika dijabarkan, maka dalam
sehari Jokowi dianggarkan mengeluarkan dana Rp 34 juta untuk kegiatan
blusukannya.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar