Di HUT ke-42 PDIP, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan
pesan-pesan untuk kadernya, Joko Widodo (Jokowi) yang kini menjabat sebagai
Presiden RI.
Sebelum masuk ke dalam inti dari pidato, Megawati yang mengenakan
seragam PDI Perjuangan berwarna merah ini memberi hormat kepada
tamu-tamu disisipi dengan lelucon layaknya tayangan televisi stand up
comedy.
"Sebenarnya tadi Bang Surya bisik-bisik dengan Pak Jokowi, kalau saya
itu masih cantik," ujar Megawati disambut gelak tawa ratusan kader yang
hadir, Sabtu (10/1/2015).
Entah disengaja atau tidak, anak perempuan dari Presiden pertama RI,
Soekarno ini sempat salah menyebut nama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar
Pranowo. Ia menyebut Ganjar menjadi Ginandjar.
"Yang saya hormati pak Ginandjar. Apa? Oh iya pak Ganjar Pranowo," kata Megawati sambil tersenyum kecil.
Megawati mengakui ia salah sebut. Sebab, dalam pikirannya ia masih teringat percakapan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga kader Golkar mengenai kisruh di internal Golkar.
"Pak Ginandjar, kenapa terus Pak Ginandjar. Saya tadi bisik-bisik dengan Pak Jusuf Kalla soal urusan Golkar," tutur Megawati disambut tawa riuh kader yang hadir sambil bertepuk tangan.
Menurut Mega, kepemimpinan Trisakti hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin yang memiliki mata hati.
"Coba
bayangkan, jika negeri ini dipimpin oleh orang yang kosong jiwanya,
maka negeri ini akan hancur, dan terombang-ambing dalam ketidakpastian,"
kata Mega.
Mega juga meminta Jokowi juga melihat sisi gelap istana.
"Sebelum
Jokowi ini dilantik sebagai Presiden, saya secara khusus mengingatkan,
agar jangan melihat istana dari sisi megahnya, dari sisi terangnya saja.
Tetapi lihatlah juga sisi gelapnya," kata Mega.
Jokowi diminta mengenali sisi gelap itu. Dengan demikian, sambung Mega, pemimpin akan lahir dari ujian-ujian yang berat.
"Di
situlah jati diri dan karakter seorang pemimpin diuji. Dengan demikian
menjadi seorang pemimpin memang berproses," ucap putri Presiden RI ke-1
Soekarno ini.
Nasihat itu pula yang mendasari sikap Mega ketika
mendapat banyak pertanyaan terkait penyerahan mandat Presiden ke Jokowi.
Ia kemudian menegaskan pendampingannya kepada Jokowi.
"Prinsip
yang selalu saya pegang adalah, ketika Joko Widodo ini dengan
sungguh-sungguh menyampaikan kepada saya, tekadnya untuk membumikan
Pancasila melalui jalan Trisakti, saya pun kemudian berketetapan untuk
memberikan pendampingan dan dukungan secara penuh. Karena alasan itulah
mengapa PDI Perjuangan berada di dalam pemerintahan," ungkapnya.
Dalam pidatonya, Mega sempat menegaskan dirinya enggan mencampuri Presiden Jokowi ketika menentukan siapa nama Panglima TNI maupun Kapolri yang akan diganti pada tahun ini.
"Pada saat Presiden mengusulkan calon Panglima TNI dan Kapolri, sikap
saya sangatlah tegas dan jelas. Saya selalu menyatakan bahwa Indonesia
tidak boleh di-voting. Hal ini bukan berarti saya setuju terhadap orang
per orang yang diusulkan," ujar Megawati dihadapan ratusan kader PDI
Perjuangan di kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan,
Sabtu (10/1/2015).
Presiden ke-5 RI ini mengatakan dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi terkait nama-nama calon Panglima TNI dan Kapolri yang akan disampaikan kepada DPR.
"Tetapi demi penghormatan terhadap institusi TNI dan POLRI, maka saya tidak pernah menyampaikan sikap penolakan," tutur Mega
HUT
ke-42 PDIP ini dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf
Kalla. Ketum Nasdem Surya Paloh dan para menteri juga datang, di
antaranya Menteri KKP Susi Pudjiastuti, Seskab Andi Widjajanto, dan
menteri dari PDIP lainnya. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar