Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui karut-marut manajemen penerbangan udara di Indonesia adalah kesalahan pemerintah.
"Kesalahannya memang ada di pemerintah," ujar Jokowi di pelataran VVIP Bandar Udara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (10/1/2015) siang.
Jokowi
menegaskan, kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 harus menjadi momentum
pembenahan manajemen angkutan udara di dalam negeri.
"Tidak ada lagi
yang terbang tidak punya rute. Ndak bisa, ndak bisa. Ini harus pembenahan total," ujar Jokowi.
Jokowi
tidak menumpukkan kesalahan kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub)
saja. Menurut dia, kesalahan juga dilakukan oleh sejumlah pihak yang
terlibat pemberian izin terbang.
"Ya kan tidak hanya
perhubungannya saja toh. Banyak pihak. Ada BUMN-nya, AirNav-nya, dan
lain-lain, semuanya harus dibenahi," lanjut dia.
Seperti
diberitakan, Kemenhub menjatuhkan sanksi kepada lima maskapai
penerbangan karena melanggar izin penerbangan. Maskapai itu ialah Garuda
Indonesia, Lion Air, Wings Air, Trans Nusa, dan Susi Air. Sanksi
diberikan dengan membekukan 61 rute penerbangan oleh maskapai tersebut.
Ke-61
rute tersebut ialah Garuda ada 4 pelanggaran, Lion Air 35 pelanggaran,
Wings Air 18 pelanggaran, Trans Nusa 1 pelanggaran, dan Susi Air ada 3
pelanggaran. [kompas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar