Sekretaris Kabinet yang juga mantan timses Jokowi-JK Andi Widjajanto turut membeberkan soal penetapan cawapres Jokowi sebelum Pilpres berlangsung. Kala itu, ada 7 nama yang telah disaring dan rencananya bakal diduetkan dengan Jokowi sebagai cawapres. Salah satunya adalah Ketua KPK Abraham Samad.
"Ketika (Tim 11) 11 dibentuk Mega (Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri), dalam satu pertemuan kalau tidak salah di Yogya, bulan Februari, ada 7 nama kandidat cawapres yang diusulkan. Salah satunya AS," kata Andi di Istana Bogor, Kamis (22/1/2014).
Selanjutnya, Andi menjelaskan, dari 7 nama sebagai cawapres tersebut informasinya dikumpulkan. Apa poin-poin plus minus bila nama-nama tersebut disandingkan dengan Jokowi.
"Lalu kami bantu Ibu Mega untuk sediakan data-data yang dibutuhkan Ibu Mega untuk mempertimbangkan salah satu. Akhirnya Mega putuskan JK jadi cawapres Jokowi," jelasnya.
Andi Widjajanto yang dulunya juga sebagai Deputi Tim Transisi meragukan pernyataan Plt Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto tentang pertemuan antara Ketua KPK Abraham Samad dengan sejumlah petinggi PDIP sebelum penetapan cawapres Jokowi.
Andi menegaskan, pertemuan antara Samad dengan elite partai pimpinan Megawati Soekarnoputri sebelum Pemilu Presiden 2014 lalu sulit terealisasi.
"Setahu saya tidak dimungkinkan (pertemuan Abraham dengan PDIP). Pak Abraham kan gak mungkin gerak sendiri, beliau ke mana-mana selalu ada pengawal," beber Andi.
Seperti diketahui, hari ini Hasto menggelar konferensi pers terkait manuver politik Abraham di masa Pilpres 2014. Menurutnya, saat itu Abraham intensif melobi PDIP agar bisa menjadi calon wakil presiden pendamping Jokowi.
Versi Hasto, ada sejumlah pertemuan-pertemuan yang dilakukan Samad dengan elite-elite PDIP. Pertemuan tersebut membahas agar Samad dipilih sebagai cawapres Jokowi.
Dilain tempat, Tjahjo Kumolo menegasakan bahwa Abraham Samad tak pernah dibicarakan dalam internal PDIP sebagai cawapres Jokowi. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar