Presiden Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan agenda blusukannya di Bengkulu dengan
meninjau suasana pembagian dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera
(PSKS) di Kantor Pos Bengkulu. Jokowi menilai sejauh ini, prosesnya
lancar tanpa ada kendala berarti.
Kantor Pos tersebut berada di
Jl S Parman, Bengkulu. Jokowi berada di sana selama sekitar 30 menit dan
berdialog dengan para warga yang mengantre serta petugas Pos.
Ada Ibu
Negara Iriana, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti,
Mensesneg Pratikno dan Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah.
"Dari
15 ribu sudah tersalurkan 11 ribu. Saya lihat lancar-lancar saja," kata
Jokowi saat diwawancarai wartawan usai meninjau pembagian kartu, Rabu
(26/11/2014).
"Target akhir tahun untuk PSKS selesai. Kalau di
sini minggu ini selesai tadi disampaikan. Kalau kita lihat dari provinsi
yang ada sampai detik ini lancar nggak ada masalah, memang kab/kota ada
yang belum sampai," tambahnya.
Menurut Jokowi, Provinsi Bengkulu
memang luas. Karena itu, dia akan mempercepat proses pembangunan
infrastruktur, termasuk pembangunan jalan dari Bengkulu hingga Lubuk
Linggau.
"Kita kejar setelah pulang dari sini, masalah di daerah
kalau kita turun seperti ini kelihatan jelas, terang benderang,"
paparnya.
Jokowi juga mengakui memang ada perbedaan data terkait warga miskin di Indonesia. Saat ini, semua sedang diperbaiki.
"Pegangan
kita itu ada, memang beda-beda, Kemenkes beda, BPS beda, nanti ada lagi
Kemensos beda lagi, ini yang masih akan kita perbaiki dan benahi untuk
diperjelas, karena memang macam kriteria, kriteria beda-beda, KIS ada 78
juta, ini PSKS ada 15 juta, beda-beda," urainya.
Ketika awak media menyinggung tentang Larangan Menteri ke DPR, Jokowi: mengatakan ingin menunggu DPR solid.
"Suratnya itu 4 November, saat di DPR itu
baru rame-ramenya antara koalisi dan koalisi," kata Jokowi disela-sela acara pembagian kartu keluarga sejahtera, Rabu (26/11/2014).
Jokowi tak ingin menteri-menterinya
terlihat memihak salah satu kubu yang berseteru. Oleh karenanya, para
menteri baru akan datang ke DPR setelah kedua kubu benar-benar bersatu
dan menjalankan kesepakatan damai.
"Kalau kita dipanggil ke sana,
datang ke sini keliru, ke sana keliru. Itu bukan dilarang, siapa yang
bilang," ujar pria 53 tahun ini.
"Kita tunggu di dewan itu selesai (bersatu -red), hari ini mungkin selesai," imbuh Jokowi.
DPR
saat ini sedang menggelar rapat paripurna revisi UU MD3. Revisi
Undang-undang itu jadi bagian perjanjian kesepakatan damai kubu KMP dan
KIH yang sempat berseteru di DPR. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar