Presiden Joko Widodo bercerita bahwa Indonesia kini tengah menjadi perhatian dunia karena potensi besar bangsa ini terutama di sektor maritim. Sejumlah kepala negara dia sebut telah antre bertemu dengannya.
"Saya ini kan pemain baru di APEC (Asia Pasific Economic Cooperation) ya. Coba, yang namanya Presiden Putin (Vladimir Putin, Rusia) mau bertemu Presiden Jokowi.
Dia yang mau ketemu loh, bukan saya," ujar Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara Kegiatan Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (6/11/2014).
Menurut Jokowi, kepala negara lain yang juga sudah meminta bertemu dengannya adalah Presiden Tiongkok Xin Jinping, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
"Saya hanya berpikiran ini pasti urusan poros maritim dan tol laut. Wong menlu-nya ke sini cuman tanya itu kok, enggak ada yang lain. Ngomong ke sana ke sini akhirnya itu lagi," kata Jokowi.
Jokowi akan menghadiri forum internasional pertamanya, APEC Economic Leaders' Meeting di Beijing, Tiongkok pada 8-12 November 2014. Selain itu, Jokowi juga akan hadir pada acara ASEAN Summit di Myanmar pada 12-14 November 2014.
Sesudah itu, Jokowi akan melanjutkan perjalanannya dengan menghadiri G20 Leaders' Summit di Brisbane, Australia pada 15-16 November 2014. Sebelum melakukan lawatan luar negeri perdana itu, Jokowi telah bertemu dengan sejumlah menteri luar negeri negara sahabat.
Misalnya, Jokowi sudah bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry. Dia juga sudah bertemu dengan menteri luar negeri Jepang dan Tiongkok, serta utusan khusus Rusia. "Mereka semua bertanya poros maritim apa, tol laut apa? Feeling saya katakan, mereka sudah grogi duluan," ungkap Jokowi yang disambut tawa para alumnus UGM.
Dalam ksempatan itu, Jokowi menegaskan lagi soal komitmen pemerintahannya untuk fokus pada poros maritim ini. Dia mengatakan, konsep ini paling tepat bagi Indonesia yang dua per tiga wilayahnya adalah laut dengan posisi geografis yang sangat strategis dan diperlukan oleh banyak negara.
"Sudah banyak yang ajak kerja sama dengan kita. Kayak Tiongkok, mereka punya jalur sutra abad 21. Kita punya poros maritim dunia dan tol laut. Bagaiman jika digabungkan?" cerita Jokowi soal pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi. Pertemuan itu berlangsung di Jakarta pada Senin (3/11/2014).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu melanjutkan bahwa kerja sama boleh saja dilakukan dengan negara mana pun asalkan sama-sama menguntungkan. "(Saya katakan), 'Jangan kamu untung kami enggak'. Jadi untung buat Tiongkok dan Indonesia (untung pula) berapa. Saya to the point, enggak basa-basi ke mana-mana. Biar jelas," ujar dia. [kompas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar