Pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2014-2019, Joko
Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK) memperingati hari batik nasional yang
jatuh pada hari ini. Jokowi dan JK menghadiri acara 'Pasar Raya Tribute
to Batik Indonesia' yang diadakan di Pasar Raya, Jakarta Selatan.
Menurut laporan awak media, JK tiba di lokasi bersama istri sekitar pukul 10:40 WIB
dengan mengenakan batik berwarna cokelat. Sedangkan Jokowi mengenakan
batik warna putih cokelat tanpa didampingi sang istri.
Pada saat
datang ke lokasi yang berada di atrium lantai dasar Pasar Raya,
Jokowi-JK sempat disambut dengan Klantik Band yang menyanyikan lagu
tradisional. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan Sruti Respati
berkolaborasi dengan Klantink.
Jokowi yang sudah duduk di barisan
paling depan sempat diajak bernyanyi oleh Sruti Respati. Jokowi diajak
bernyanyi 'Ayo Ngguyu'. Dengan malu-malu gubernur DKI Jakarta ini
mengikuti keinginan Sruti.
"Ayo ngguyu," kata Jokowi diikuti dengan gelak tawa hadirin.
Dalam Sambutannya, Jokowi berharap pejabat pemerintah dan pegawai
negeri sipil mengenakan baju batik atau kemeja putih empat kali dalam
seminggu. "Jadi, pakai jas, ya, sekali atau dua kali setahun saja," ujar
Jokowi. Para pengunjung
dan undangan menyambut pernyataan itu dengan tepuk tangan dan tawa.
Jokowi juga mengutarakan harapannya, yakni tidak
hanya batik yang dipromosikan. "Kita punya tenun ikat, industri bordir,
dan lainnya," katanya. Karena itulah Jokowi berharap, pada masa
mendatang, semua yang berkaitan dengan usaha ekonomi kecil dan menengah
diperhatikan. "Khususnya industri kreatif di pedesaan," ujar Jokowi.
Menteri Wajib Berbatik
Jokowi mewacanakan para menteri di
kabinetnya wajib mengenakan baju batik lengkap dengan peci setiap hari.
"Keinginan kita nantinya yang jadi menteri dan pejabat kalau rapat tidak
usah pakai jas tapi pakai batik saja. Saya membayangkan setiap hari,
seminggu empat atau lima kali pakai batik dan peci sehari pakai baju
putih. Pakai jasnya setahun sekali saja. Dengan demikian industri kecil
bisa bergerak," kata Jokowi.
Menurut perhitungan Jokowi, dengan menggalakan penggunaan peci setiap
hari, maka akan terjadi lonjakan ekonomi yang besar pada perekonomian
industri kecil di Indonesia.
"Jumlah penduduk kita 250 juta. Pria dewasa 80 juta. Harga peci
rata-rata Rp75.000. Kalau punya peci satu saja, maka 80 juta kali
Rp75.000 bisa R6 triliun. Kalau punya 2 peci bisa Rp12 triliun," kata
Jokowi.
Jokowi menekankan hal-hal seperti itulah yang nantinya akan membantu meningkatkan perekonomian bangsa.
"Yang di-Kepres-kan jangan yang sulit-sulit. Yang sederhana begini bisa
timbulkan lonjakan ekonomi. Semua pejabat wajib pakai peci. Produksi
peci langsung meningkat," katanya.
Bukan hanya batik, kerajinan hasil industri kecil Tanah Air juga harus
didorong perkembangannya seperti kalung ikat, sarung oyor dan lain-lain.
Jokowi sendiri merasa prihatin dengan perkembangan industri batik dan
kerajinan tangan di Indonesia yang kurang berkembang sejak 10 tahun
terakhir.
"Tahun 1992, saya pameran pertama di Eropa, stan Indonesia ada 14,
Malaysia 7, Tiongkok 10, Thailand 5. 10 tahun kemudian, Tiongkok 300,
Thailand 70, Malaysia 100 dan Indonesia 14, ini mesti ada yang keliru.
Memang negara harus hadir kalau negara hadir pasti usaha mikro akan
tumbuh," katanya.
Tugas Dubes Seharusnya Diplomasi Dagang
Jokowi yakin produk-produk kreatif yang
dihasilkan oleh para pengrajin Indonesia juga bisa bersaing di pasar
internasional. Ia mengharapkan peran aktif para duta besar (Dubes) dalam
memasarkan produk kreatif yang memiliki kualitas baik.
"Ke depan tugas dubes harusnya bukan hanya diplomasi politik. 80
persennya bisa diplomasi dagang, bisa menjual dan memasarkan
produk-produk dari usaha mikro di desa yang kualitasnya baik," kata
Jokowi, Kamis (2/10/2014).
Ia juga berharap agar Indonesia bisa menjadi negara produksi, bukan
hanya menjadi negara konsumsi seperti saat ini. Dengan begitu, lapangan
pekerjaan akan berlimpah di kampung dan desa-desa, sehingga tidak perlu
lagi berbondong-bondong ke kota untuk mencari pekerjaan.
"Potensi industri kreatif kita sangat ada, dan negara harus hadir di
situ. Kalau hadir, saya yakin usaha mikro di kampung dan desa-desa yang
melibatkan jutaan tenaga kerja akan berkembang pesat," tambahnya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar