Citra Dewan Perwakilan Rakyat diyakini akan semakin terpuruk.
Pasalnya, anggota DPR periode 2014-2019 dianggap tak akan mampu
mengembalikan kepercayaan publik yang telanjur menyusut.
"Wajah
parlemen sudah bopeng. Nah, wajah baru parlemen sekarang akan
memperparah kebopengan itu," kata pengamat politik Universitas Gadjah
Mada, Arie Sudjito, saat dihubungi, Kamis (2/10/2014).
Arie
menjelaskan, tantangan utama DPR periode 2014-2019 ini adalah bagaimana
bekerja keras mengembalikan kepercayaan publik. Namun, semua itu dinodai
oleh proses pemilihan pimpinan DPR yang ricuh dan kental dengan
kepentingan kelompok tertentu.
Praktik transaksional yang
dimaksud Arie adalah paket pimpinan DPR yang disikat habis oleh Koalisi
Merah Putih (KMP). Dari lima kursi pimpinan, hanya satu kursi yang
diduduki oleh politisi di luar KMP, yakni Agus Hermanto dari Fraksi
Partai Demokrat.
Jajaran pimpinan DPR, yakni Ketua DPR Setya
Novanto (F-Golkar), Wakil Ketua Fahri Hamzah (F-PKS), Taufik Kurniawan
(F-PAN), Fadli Zon (F-Gerindra), dan Agus.
"Kalau awalnya sudah begitu, pemilihan pimpinan parlemen transaksional, publik pasti menilai wajah DPR tidak berubah," ujarnya.
Arie
mengaku khawatir keputusan-keputusan yang diambil DPR periode ini akan
dikeluarkan berdasarkan faktor untung dan rugi kelompok tertentu. Jika
sudah begini, Arie memprediksi apatisme publik pada DPR akan semakin
mengkristal.
"Terlalu naif kalau mereka mengatakan negarawan dan
kepentingan bangsa, sementara kepentingan kelompoknya masih dominan dan
mudah diketahui," pungkasnya. [tribun]
BETUL---BETUL---BETUUULLL BANGET. DISINI HANYA KEPENTINGAN KELOMPOKLAH YANG SANGAN TAMPAK. SEHINGGA KELIHATANNYA SUDAH TIDAK MENGEDEPANKAN ETIKA DI DALAM BERSIDANG. ETIKA SIDANG KALAH DENGAN KEPENTINGAN KELOMPOK.
BalasHapus