Kamis, 09 Oktober 2014

Jokowi dan Ruhut Tak Paham Nalar Hashim

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyayangkan rencana Wakil Ketua Umum Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo yang hendak menjegal pemerintahannya lantaran mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu presiden lalu.
Menurut Jokowi, alasan Prabowo Subianto menjadi motor pembangkangan melalui Koalisi Merah Putih (KMP) tidak masuk akal. Jokowi mengatakan bahwa dirinya bersedia menjadi calon presiden semata-mata untuk kepentingan negara dan masyarakat.
"Saya enggak ngerti pemikiran seperti itu. Ada jegal-menjegal. Ini untuk rakyat dan negara. Ini bukan untuk kepentingan Jokowi," kata Jokowi menanggapi omongan Wakil Ketua Umum Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (9/10/2014).
Politikus PDI Perjuangan ini mengatakan, jika Koalisi Merah Putih menerima kekalahannya dalam pemilu presiden lalu tentu mereka tidak akan membalas kubu Jokowi-JK di parlemen. Harapan Jokowi setelah pemilu selesai semuanya kembali akur dan membangun negara bersama-sama.
"Semangat kita mestinya setelah pilpres selesai ya untuk membenahi negara ini. Mensejahterakan negara kita. Semuanya harus ke situ, jangan ada semangat jegal menjegal. Nanti baru tarungnya lima tahun lagi," kata Jokowi.
Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul ikut menyayangkan pernyataan adik kandung Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, ingin balas dendam kepada Jokowi.
"Aku khawatir, ini tanda-tanda kiamat. Kok yang kalah lebih galak dari yang menang. Mestinya kami yang galak, Kami yang dukung Jokowi-JK. Dengan people power, kami yang harusnya galak," kritik Ruhut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/10/2014).
Lagi-lagi pria yang sempat terkenal dengan panggilan Poltak itu terlihat geram. Dia mengingatkan Hashim untuk menjaga omongan dan pernyataannya. "Jadi Pak Hasim perlu diingatkan, ini enggak zamannya lagi ancam-mengancam. Jadi Hashim, hati-hati dengan ancamannya. Mulutmu harimaumu," tegas Ruhut.
Hashim mengeluarkan pernyataan balas dendamnya atas kekalahan Prabowo-Hatta dalam Pilpres 9 Juli lalu. Hashim mengatakan ada harga yang harus dibayar Jokowi karena mengkhianati Hashim.  [metrotvnews]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar