Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan wakil presiden Jusuf Kalla
(JK) siap menyeleksi 40 profesional dari berbagai ahli disiplin ilmu
untuk dijadikan sebagai menteri kabinet pemerintahan mendatang.Mereka
merupakan saringan dari 800 calon yang masuk radar intaian Tim transisi.
Deputi Tim transisi bidang aristektur kabinet Andi Widjajanto,
mengatakan dalam penyeleksian calon menteri, timnya menggunakan
partisipasi publik dalam mengajukan setiap nama calon kandidat menteri.
"Awalnya sekitar 800 an, sekarang tinggal 200," ujar dia di rumah
transisi, Selasa (23/9/2014).
Kemudian seorang head hunter atau ketua
yang dipilih Tim transisi memilahnya menjadi tiga bagian yang dihitung
berdasarkan rekam jejak masing-masing kandidat. Tier satu diisi calon
yang telah mencapai puncak dalam kariernya, sementara dua tier lainnya
diisi kalangan profesional dan perwakilan partai. "Nah, yang dilihat pak
Jokowi itu tier satu," kata dia.
Khusus tier satu ungkap Andi, tak kurang dari 40 profesional masuk
dalam radar utama seleksi presiden terpilih Jokowi. Mereka sengaja telah
disiapkan mantan walikota Solo itu untuk mengisi pos Menteri. "100
persen profesional untuk mencari yang 18, sementara yang 16 (menteri
dari partai) saya tidak tahu," ujarnya. Sementara dua tier sisanya,
penetapan nama Menteri sepenuhnya diserahkan kepada tim.
Andi
menyatakan dalam seleksi calon menteri, semua kandidat yang masuk tahap
awal bakal melalui uji publik yang ketat, sementara penetapannya
langsung di bawah instruksi Jokowi. "Saya tidak tahu prosesnya
bagaimana," paparnya.
Putra
mantan politikus senior PDIP Theo Safei itu mengaku belum mengetahui
siapa saja yang telah dinyatakan lulus. Tim masih menunggu penyelarasan
dari tiap pojka untuk selanjutnya dilaporkan ke presiden terpilih
Jokowi. "Ibu Rini minggu ini akan memberikan instruksi apa saja yang
harus dilakukan," kata dia.
Akbar Faisal, Deputi Tim transisi
lainnya menambahkan saat ini pokja kabinet masih menyelaraskan nama
kelembagaan atau kabinet yang dipersiapkan untuk pemerintahan mendatang.
"Mengganti nama itu bukan persoalan mudah, ada beban anggaran juga,
plang nama segala macam, sementara kita akan melakukan penghematan,"
ujarnya.
Seperti diketahui Gubernur DKI Jakarta itu telah membocorkan nama
kabinet untuk pemerintah mendatang, meskipun tidak secara pasti menyebut
namanya, namun Jokowi membocorkan beberapa nama diantaranya seperti
Kabinet Kerja dan Perubahan, Kabinet Kerja Trisakti, sementara empat
nama lainnya masih rahasia.
Rencananya, Jokowi mengatakan, akan
mempertahankan jumlah 34 kementerian, seperti pada pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono-Boediono. Hanya nomenklaturnya saja yang akan diubah. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar