Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mengatakan akan membenahi
semua pelabuhan di Indonesia. Salah satu yang dibenahi adalah dwelling time atau waktu tunggu kapal sejak bersandar hingga barang keluar pintu pelabuhan.
Jokowi menargetkan dwelling time lebih cepat dari 5,2 hari, seperti yang terjadi di Pelabuhan Tanjung
Priok, Jakarta, saat ini.
"Targetnya saya ingin empat hari," kata Jokowi
di kantor PT Pelindo II, Jakarta Utara, Selasa (23/9/2014).
Namun Jokowi tidak menyebutkan sampai kapan target itu bisa dicapai. Menurut Jokowi, persoalan dwelling time bukan karena membeludaknya kapasitas pelabuhan, melainkan proses perizinan yang lama.
"Pengurusan
dokumen ada yang dua minggu, ada yang 10 hari, ini yang harus dibenahi,
bukan pelabuhannya," ujarnya. Jokowi mengaku punya jurus jitu
menyelesaikan persoalan dwelling time. Namun Jokowi enggan membeberkannya saat ini. "Nanti saja setelah dilantik."
Selain membenahi dwelling time,
Jokowi menginginkan pembangunan Pelabuhan Kalibaru dikebut. Pelabuhan
itu harus selesai pada 2018 karena bakal menambah daya tampung Tanjung
Priok dari 6 juta Twenty-foot equivalent units (TEUs) menjadi 15 juta
TEUs. "Kapasitasnya harus naik dua kali lipat, makanya harus dikebut."
Dwelling time
yang cukup panjang menyebabkan pengusaha menanggung beban biaya
bongkar-muat lebih besar. Selain itu, antrean serta penyusunan peti
kemas menjadi tidak tertib. Kondisi ini diperburuk oleh perilaku
sebagian pemilik peti kemas yang tidak mau menyewa gudang dan membiarkan
barangnya menumpuk di pelabuhan. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar