Selasa, 23 September 2014

Aksi si Biang Kerok Buat PAN Gamang

Parpol itu orientasinya kekuasaan. Jika kemungkinan itu ada, apa salahnya jadi “kutu loncat”? Apa lagi kubu PDIP dengan Jokowi-nya telah mengiming-imingi 2 kursi menteri, sehingga PAN dan PPP pun mulai berjingkat untuk balik bakul dari Koalisi Merah Putih (KMP). PPP wajah baru bisa merapat tanpa beban.  Tapi PAN, langkahnya agak tertatih karena selalu dibayang-bayangi wajah sang Ketua MPP, Amien Rais, yang sangat "licin" bin "licik" dalam perpolitikan di negeri ini.
Kalau cuma menghabisi Jokowi, bagi Amien Rais adalah hal gurem, reputasinya telah mengahabisi Megawati, si ibu kandung ideologis Jokowi, di tahun 1999 masih jelas dalam ingatan kita.
Malu-malu, tapi sebetulnya sangat mau! Sebagaimana Partai Demokrat, sesungguhnya PAN itu masih eksis karena figur Amien Rais. Ditambah kesuksesannya sebagai “Bapak Reformasi”, begitu ikut Pemilu 1999 langsung dapat 35 kursi. Meski mengalami pasang surut perolehan kursinya, tapi tak pernah sampai terjerembab seperti PBB-nya Yusril Ihza Mahendra. Di Pileg 9 April lalu, dengan Amien sebagai Ketua MPP, PAN masih mengantongi kursi 49, naik 3 buah ketimbang Pemilu 2009.
Sayangnya Amien Rais sendiri meski bergelar “Bapak Reformasi” karena berhasil bikin Pak Harto lengser, ketika berambisi jadi presiden gagal, dan dia hanya memperoleh hadiah hiburan sebagai Ketua MPR. Maka orang yang tak suka padanya selalu menyindir bahwa Amien Rais itu akronim: Arep Mimpin Ora Isa (Mau Mimpi Tapi Tak Bisa).
Sedangkan Jokowi anak kemarin sore yang “durung isa sisi” (belum bisa buang ingus) kata orang Solo, begitu nyapres langsung jadi. Padahal jika tanpa perjuangan Amien Rais menumbangkan Orde Baru, tak mungkinlah Jokowi itu bisa jadi Walikota Solo dan kemudian Gubernur DKI. Mungkin gara-gara faktor ini, bawaannya Amien Rais “cemburu” melulu sama Jokowi. Meski sesama wong Solo, Amien Rais selalu berkomentar sinis pada tetangga kampungnya tersebut.
Sisi inilah rupanya yang membuat PAN dewasa ini terkesan gojag-gajeg (ragu) untuk langsung merapat ke Jokowi-JK yang telah menjanjikan kursi empuk. Sebab hati kecilnya pasti mengatakan, tanpa Amien Rais tak mungkin dirinya ada di DPR Senayan. Tapi meninggalkan KMP sama saja selingkuh dari Prabowo, dan selingkuh pula dari Amien Rais. Karena itulah, meski malu-malu dan sangat mau, langkah PAN ke PDIP-Jokowi selalu dibayang-bayangi wajah Amien Rais sang Ketua MPP.  [Pos Kota]

1 komentar:

  1. ya--ya--ya---, saya kira setiap orang mesti jujur pada dirinya sendiri ya tentu ini harus perang melawan nafsu dirinya sendiri dan tentu yang paling penting adalah kembali ke niat kita masing2. Betulkah niat kita itu ingin membangun bangsa dan negara ini untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dengan iklas atau jangan2 kita hanya sibuk mengurusi diri sendiri atau iri pada keberhasilan orang lain yg telah melalui proses2 yg benar. OK-lah mari kita luruskan niat kita masing2. Mari istiqomah pada kebenaran hakiki yang tentu tidak menciderai hati nurani.

    BalasHapus