Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menyatakan siap untuk tidak
populer dalam menjalankan pemerintahannya. Khususnya terkait dengan
masalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Menurutnya, tantangan ke depan akan berat. Apalagi, besarnya subsidi
BBM kebanyakan dinikmati orang-orang yang naik mobil pribadi.
"Subsidi inilah nantinya yang akan dialihkan untuk diberikan nelayan,
petani, pembangunan irigasi, kesehatan dan pembangunan insfrastruktur
lainnya. Negara tidak bisa secara terus-menerus memberikan subsidi
seperti ini," katanya di Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (13/9/2014).
Ia mengatakan, pemberian subsidi seperti ini akan membuat rakyat
hidup konsumtif. Padahal, negara harusnya produktif, bukan konsumtif.
"Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat maka sekarang ini kondisinya
harus dibalik. Yaitu tidak impor, tetapi melakukan ekspor dan ini
apabila berjalan baik kehidupan rakyat juga akan baik pula," ujar dia.
Jokowi menjelaskan, tahun pertama-kedua pemerintahan diperkirakan
cukup berat. Tetapi mulai menginjak tahun ketiga akan mulai bisa
dirasakan manfaatnya.
"Ya kita ini sudah terlalu enak dengan subsidi dan ini sangat berbahaya kalau dilakukan terus-menerus," tambah dia. [republika]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar