Pasangan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla (JK) akan memimpin mulai 20 Oktober 2014 nanti.
Jauh hari sebelum itu, pemenang Pilpres 2014 ini telah membentuk Tim
Transisi mempersiapkan bangun kabinet pemerintahan lima tahun ke depan.
Inilah orang-orang 'berjasa' yang berpeluang menjadi pembantu di
pemerintahan Jokowi-JK.
Ketika masih aktif di TNI, Tubagus Hasanuddin
mendapat kesempatan menimba ilmu di Sorbonne University, Perancis.
Suatu ketika, ia bertemu Presiden Perancis, Francois Mitterand.
Pertemuan tak sengaja tersebut sangat berkesan.
"Waktu itu, dia jalan ke dalam mal dan hanya dikawal dua orang staf.
Saya lihat dia pakai kaus dengan jas yang lusuh. Saya langsung nyelonong
dan salaman. Saat itu, saya lihat kaus kakinya bolong-bolong," ujar
purnawirawan jenderal bintang dua TNI yang akrab disapa Pak TB itu.
"Jadi, betapa sederhananya dia, padahal Perancis negara yang kaya dan
besar," imbuhnya. Sekian tahun kemudian, TB menemukan kesederhanaan
tersebut pada Joko Widodo atau Jokowi.
"Sudah saatnya Indonesia mempunyai pemimpin seperti Mitterand, yang
tidak perlu diiring-iring (dikawal) ke sana ke mari. Tidak dikultuskan
tetapi menjadikan dirinya sebagai masyarakat, berpikir untuk masyarakat,
bekerja untuk masyarakat, dan menjadi bagian dari masyarakat," katanya.
"Jujur, saya melihat sosok itu ada pada Jokowi," kata mantan Sekretaris Militer ini lagi.
TB mengenal Jokowi sebagai Wali Kota Solo yang dipilih oleh PDIP
untuk diusung sebagai calon gubernur DKI. Setelah Megawati menunjuk
Jokowi sebagai cagub DKI, TB dan beberapa anggota tim sukses PDIP
bolak-balik Jakarta-Solo untuk rapat bersama Jokowi.
Menurut TB, yang kini masih menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi I
DPR, tak ada perubahan pada Jokowi sejak menjabat Wali Kota Solo hingga
Gubernur DKI.
"Beliau pribadi yang sederhana dan tidak macam-macam. Ala kadarnya
lah. Jadi, hidupnya, apa yang dipakai, apa yang diucapkan, yah...
seperti itu adanya. Itu yang membuat saya salut terhadap dia," imbuh
Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PDIP itu.
TB mendapat kesan Jokowi senang pemikiran-pemikiran praktis. Saat
kampanye pilpres, Jokowi juga tidak mengeluh bila diminta mengikuti
kegiatan yang diselenggarakan relawan.
"Dia berpakaian biasa, cara ngomong, makan, dan cara menyapanya tidak
berubah. Saat saya mendampinginya kampanye di Jawa Barat, saat lihat
dia tidak berubah, tetap saja makan di pinggir jalan," kata TB.
"Dia cuek. Baju batik digulung, makan pakai tangan engga cuci dulu,
selesai makan baru cuci tangan. Kalau dicegat relawan juga tidak marah,
padahal saya sudah cemberut. Orangnya ikhlas," ungkap Wakil Ketua Umum
Dulur Cirebonan itu.
TB mengaku tidak melihat sisi negatif Jokowi. "Bukannya saya
mengkultuskan dia, tapi sampai hari ini saya belum menemukan sisi
negatifnya," ujarnya.
TB kembali mengerahkan tenaga dan pikirannya untuk Jokowi. "Banyak
orang bertanya, kenapa TB all out mendukung Jokowi saat pilkada dan
pilpres. Apa berharap sesuatu?" ujar TB. "Demi Allah enggak," katanya.
Tb Hasanuddin disebut-sebut bakal mengisi posisi di kabinet
pemerintahan Jokowi- JK. Pada rapat kerja Komisi I DPR dan TNI, Selasa
(10/9), seorang anggota DPR menggoda TB Hasanuddin di depan para
petinggi TNI. "Ini nih Pak Menhan kita nanti," ujarnya.
TB hanya tersenyum untuk menanggapi guyonan tersebut. Ketika berjalan
di lorong ruang rapat Komisi I, sejumlah awak media juga menggodanya.
"Pak Menhan, Pak Menhan, apa kabar?" sapa wartawan. TB pun hanya
tersenyum.
TB mengaku ikhlas membantu pemenangan Jokowi di Pilkada DKI serta Pilpres 2014. "Itu perintah partai," katanya.
TB mengaku dipanggil secara khusus oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk diberi amanat agar membantu Jokowi.
"Menjelang pilkada DKI, Ibu Mega minta, 'tolong menangkan Jokowi di
Jakarta'. Lalu dipanggil khusus juga pada saat menjelang pilpres.
Sebagai prajurit partai, saya mengikuti perintah, saya biasa diperintah,
melaksanakan perintah," tuturnya.
"Saya beserta jajaran teman-teman di PDI Perjuangaan itu berjuang
mati-matian. Die hard lah. Semua kami kerahkan. Tenaga, pikiran, bahkan,
mungkin juga dana dan sebagainya. Semua itu hanya satu (motifnya),
melaksanakan perintah harian Ketua Umum dan menetapkan Jokowi sebagai
presiden ke-7. Selesai," kata TB.
Ia dan rekan-rekan separtainya melaksanakan tugas tersebut tanpa
motif tertentu, termasuk motif mendapatkan jabatan menteri. "Kami tidak
ada motif lain. Kami ikhlas, tulus. Itu tugas kami, tugas kader,"
ujarnya.
Secara pribadi, TB juga menaruh asa pada Jokowi. Ia berharap mampu
menuntaskan dua agenda besar reformasi yakni pemberantasan korupsi dan
kesejahteraan rakyat.
Menurutnya, penuntasan kedua agenda reformasi itu membutuhkan pemimpin baru mempunyai keberanian serta bisa membuat gebrakan.
CV TB Hasanuddin
Nama; Tubagus Hasanuddin
Lahir: Majalengka, 8 September 1952
Pendidikan:
STIE Pasundan Bandung
Akademi Militer lulus 1974
Karier:
Wakil Ketua Komisi I DPR 2009-2014
Ketua DPD Jawa Barat PDIP
Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PDIP
Sekretaris Militer
Ka Staf Garnisun Kodam Jaya
Ajudan Presiden BJ Habibie
Ajudan Wapres Tri Sutrisno
Penghargaan:
Bintang Kartika Eka Paksi Pratama
Santi Dharma Garuda XI
Satya Lencana Dwija Sistha
Satya Lencana Kesetiaan 24 Tahun
Satya Lencana Penugasan PBB
Satya Lencana Wira Karya. [tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar