Ekonom Faisal Basri meminta presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak
melanjutkan mega proyek MP3EI serta rencana pembangunan Jembatan Selat
Sunda (JSS). Proyek-proyek tersebut hanya sebagai proyek sesat yang tidak
berguna.
"Itu MP3EI cuma kumpulin proyek jadi satu kemudian bagi bagi proyek
besar. Tidak ada MP3EI semua proyek juga tetap jalan. Rekomendasi
pemerintah mendatang jangan lanjutkan proyek sesat itu," ucap Faisal di
Hotel Pullman Central Park, Jakarta, Senin (22/9/2014).
Faisal menyebut proyek MP3EI sama sekali tidak menyentuh dan
memberdayakan masyarakat Indonesia. Proyek ini juga tidak menyentuh para
petani sehingga tidak berguna untuk diteruskan.
"Proyek sesat MP3EI ini wajib dibatalin. Proyek besar engga urusi
petani, masyarakat. Tidak memberdayakan rakyat. Kita kan punya RPJMN.
MP3EI ini puncak sesat pikir."
Sama halnya dengan MP3EI, Jembatan Selat Sunda (JSS) juga disebut
proyek sesat. Proyek ini menyalahi kodrat Indonesia sebagai negara
maritim. "JSS bertentangan dengan kemaritiman. Proyek buat Indonesia
tidak tertolong dan hanya melanggengkan darat. Idealnya kita berdayakan
laut. Tapi Jokowi secara tidak langsung sudah membatalkan dengan konsep
tol laut itu," katanya.
Faisal menyebut, proyek JSS hanya diinginkan dua orang di Indonesia
yaitu SBY dan Hatta Rajasa. Namun demikian, Faisal tidak menyebut alasan
kedua orang tersebut getol membangun jembatan yang menghubungkan pulau
Sumatera dan Jawa tersebut.
"Kalau jadi dibangun kita akan impor
gila gilaan, ekspor engga ada. Semua dari China proyek Rp 200 triliun,
besi, baja. Jebol nilai tukar kita. Tommy Winata tidak antusias lagi.
Yang antusias SBY dan Hatta Rajasa," ungkapnya. [merdeka]
Mencermati apa yang disampaikan pak Faisal di atas saya sebagai rakyat desa pelosok banget, mengusulkan untuk menjadi menteri yang mengurusi hal2 di atas mungkin menteri perekonomian ya. tks
BalasHapus