Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan Megawati kembali jadi Ketum PDIP. Cukup mengejutkan
memang bagi sebagian pihak, alamat tak ada regenerasi di partai banteng
itu. Tapi apa yang dilakukan Jokowi dan kader PDIP lain dinilai sebagai
langkah taktis.
"Itu jalan taktis saja karena PDIP belum
menemukan figur yang kuat di luar trah Sukarno, PDIP juga mengalami
keraguan untuk mendukung di luar Mega," terang pengamat politik UGM Arie
Sudjito, Senin (22/9/2014).
Belum ada figur kuat seperti
Megawati dalam 5 tahun ke depan. Anak bilogis Mega, Puan Maharani dan
Prananda dinilai belum memiliki kapasitas untuk bisa memimpin. Apalagi
PDIP baru saja memegang tampuk pemerintahan dengan terpilihnya Jokowi,
jadi perlu ada kesolidan di partai.
"Sebenarnya PDIP punya banyak
kader hebat yang Sukarnois dan sudah teruji memimpin lembaga publik,
bahkan jadi kepala daerah. Karena itu idealnya ke depan PDIP harus
menjadi partai modern yang mampu membangun kaderisasi dan leadership
yang terbuka bukan dalam konstruksi keluarga Sukarno dalam arti
biologis," jelas Arie.
"Tapi kalau menjadikan Sukarno kekuatan,
maka pikiran dan ideologinya yang menjadi rujukan. Bukan karena keluarga
biologis semata supaya PDIP kian besar," tutupnya. [detik]
Saya melihat segala yang dilakukan oleh ibu Megawati tidak mempunyai kepentingan apapun kecuali untuk menghadirkan Indonesia yang Kuat, Bedaulat , Adil dan Makmur bagi rakyat semesta.
BalasHapus