Puluhan orang mengatasnamakan Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) melakukan aksi di depan kantor PBB di Menara Thamrin Kav 3, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Hal ini dilakukan guna menentang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kabarnya berniat menjadi Sekjen PBB.
Hal itu dikatakan koordinator aksi Bara JP, Syafti Hidayat. Pihaknya juga meminta PBB mencabut terpilihnya SBY menjadi Global Green Growth Institute (GGGI) sebab presiden Indonesia itu dianggap mendukung disahkannya RUU Pilkada.
"Seorang SBY yang merupakan 'Bapak Anti Demokrasi', secara moral tidak punya hak lagi untuk berbicara tentang demokrasi. Maka itu kami meminta PBB mencegah SBY masuk ke bagian dunia Internasional," ujar Syafti di lokasi, Selasa (30/9).
Dia menambahkan, pihaknya juga meminta PBB menyurati 51 negara peserta Bali Democracy Forum (BDF) supaya acara tersebut dibatalkan.
"Indonesia bukan lagi negara demokrasi, setidaknya SBY jangan sampai hadir di acara itu," ujarnya.
Dalam aksi ini, mereka juga diterima oleh perwakilan PBB di Indonesia untuk menyampaikan aspirasi. Massa Bara JP ini juga mengirimkan surat untuk Sekjen PBB.
Menurut perwakilan PBB di Indonesia, Faisal, nantinya surat tersebut akan akan dikirim ke Amerika. "Kita ikuti prosesnya saja, surat ini diterima terus akan di kirim ke PBB pusat di Amerika," terang Faisal.
Pantauan merdeka.com, selain membawa spanduk, puluhan massa itu juga membuat piala sebagai wujud penghargaan bagi SBY karena menjadi 'Bapak Anti-Demokrasi'. Keranda mayat juga dibawa guna menggambarkan matinya demokrasi Indonesia. Aksi mereka pun bubar setelah suratnya diterima pihak PBB.
Para demonstran sebelumnya juga melakukan aksi serupa di depan Istana Negara. Usai dari kantor PBB, mereka berencana melanjutkan aksi di Komisi Pemberantasan Korupsi. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar