Kamis, 28 Agustus 2014

Buya Diminta Jokowi Tapi Tidak Pernah Diundang Tim Transisi

Tokoh senior Muhammadiyah, Syafii Ma'arif, membenarkan dirinya diminta  menjadi penasihat tim transisi Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK) oleh Jokowi. Namun, Buya - sapaan Syafii - mengatakan belum pernah sekalipun diundang untuk rapat dengan tim transisi.
Karena itu, dia tidak tahu-menahu soal nama-nama calon menteri kabinet Jokowi-JK. "Saya hanya mengidentifikasi janji-janji pemilihan presiden dan prioritas jangka pendeknya," kata Buya ketika diskusi media Peluang dan Tantangan Pemberantasan Korupsi Pasca Suksesi di gedung KPK, Jakarta, Kamis (28/8/2014).
Buya juga tidak tahu apakah struktur kabinet pemerintahan Jokowi nanti lebih ramping atau seperti apa. Buya memperkirakan bakal ada kementerian yang akan dipecah atau dirampingkan.
Dia mencontohkan, Kementerian Olahraga lebih baik mempunyai satu Direktorat Jenderal saja agar lebih fokus mengurusi prestasi atlet.
"Perpajakan juga bisa berubah. Tapi, tidak ada perubahan yang radikal karena susah sekali perubahan hingga lapisan bawah," ujar Buya.
Apakah ini kesengajaan Jokowi hanya "pinjam nama" atau "melupakan" Buya, belum diketahui secara pasti.
Selain Buya, mantan Kepala Badan Intelijen Negara A. M. Hendropriyono menjadi penasihat tim transisi. Tim ini bertugas menyelesaikan program kerja dan identifikasi masalah selama transisi.
Sejumlah nama yang terlibat dalam Tim Transisi, antara lain, Rini Soemarno selaku Ketua, Andi Widjajanto sebagai Wakil Ketua, Hasto Kristiyanto selaku Sekretaris, Akbar Faizal dan Anies Baswedan sebagai Deputi. [tempo]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar