Komisi Pemberantasan Korupsi memiliki kriteria khusus agar menteri pada
kabinet pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla tidak terjerat kasus
rasuah. Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja mengatakan para menteri dalam
kabinet Jokowi harus mempunyai tiga karakteristik.
"Bercermin dari rekruitmen komisioner KPK, harus punya karakteristik clean, clear,
dan hebat," kata Pandu ketika diskusi media Peluang dan Tantangan
Pemberantasan Korupsi Pasca Suksesi di gedung KPK, Kamis (28/8/2014).
Bersih atau clean, kata Adnan, orang tersebut tidak terjebak pada persoalan masa lalu
seperti mempunyai rekening gendut dan terlibat kasus pelanggararan hak
asasi manusia (HAM).
Calon menteri, ujar Adnan, juga harus mempunyai karakteristik clear, yaitu bisa
mempertanggungjawabkan asal-usul harta bendanya. Adapun hebat, calon
menteri harus berani jujur di lingkungan yang korup. "Berani melawan
intervensi. Intervensi faktor dominan terjadinya miss administrasi,"
ujarnya.
Tiga syarat utama ini, kata Adnan, harus diawali
dengan tes integritas tertulis. Dengan proses itu, dia berharap dari
tangan seorang pakar bisa diketahui orang-orang tersebut bakal korupsi
bila menjadi pejabat. "Tanpa proses itu, kabinet mendatang seperti yang
lain, banyak yang diperiksa KPK," ujar Adnan.
Berbekal pengalaman
selama ini, dia melihat peranan koordinasi dan supervisi di tataran
horizontal sangat lemah. Banyak data dan fakta dalam forum-forum rapat
kementerian itu tidak diungkap. "Rapat tinggal rapat, menteri jalan
sendiri," kata dia. Selain itu, pemerintah pusat juga tidak bisa
menjangkau pemerintah daerah dengan alasan otonomo daerah.
Adnan mensinyalir semua itu lantaran adanya berbagai kepentingan.
"Kepentingan partai yang mengganggu loyalitas presiden maupun menteri
terhadap komitmen politiknya," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar