Sabtu, 14 Juni 2014

Prabowo-Hatta Sering Kritik dan Caci-maki Jokowi-JK, Tapi Ujung-ujungnya Ngekor Juga

Pengamat politik dari Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti menilai dalam beberapa hal, pasangan nomor urut 1 yakni Prabowo-Hatta banyak mengekor ke pasangan nomor urut 2 meskipun awalnya mereka justru mengkritisinya.
"Senang mengkritik gaya 'blusukan', tapi sekarang gaya kampanye HR (Hatta Rajasa) terlihat banyak memakai 'blusukan'. Tak terkecuali soal penggalangan dana kampanye. Awalnya mereka kritik dengan keras tapi sekarang tanpa argumen yang jelas mereka mengikutinya," kata Ray, di Jakarta, Sabtu (14/6/2014).
Tentu saja, kata Ray, kritik mereka atas upaya penggalangan dana itu justru yang bermasalah. Sebab, apa yang dilakukan pasangan Jokowi-JK adalah sesuatu yang layak diapresiasi.
Dari segi apapun, selama dilakukan secara transparan dan dipergunakan semata-mata untuk kepentingan dana kampanye, maka penggalangan dana kampanye dari masyarakat itu sesuatu yang sangat positif. Itu artinya, kata Ray, pasangan nomor urut 2 selangkah lebih maju.
"Dengan begitu, dana kampanye tidak lagi datang secara tiba-tiba, bertumpuk pada satu dua donatur besar, atau dari para kader yang diminta dengan mematok sumbangan tertentu, tapi langsung melibatkan masyarakat," ujarnya.
Tim Prabowo-Hatta pernah mencibir Rekening Gotong Royong untuk partisipasi publik yang dibuka Jokowi-JK. Menurut Direktur Hukum dan Advokasi tim pemenangan Prabowo-Hatta, Ahmad Yani, masyarakat sudah cerdas, terkait dengan maksud yang dilakukan oleh kandidat Capres-Cawapres yang tengah berkiprah di Pemilu presiden (Pilpres) 9 Juli 2014.
"Katanya mau mensejahterakan rakyat, tapi kok malah menyengsarakan," katanya di Rumah Polonia, Jalan Cipinang-Cempedak, Jakarta Timur, Jumat (30/5/2014).
Bahkan, Anggota Tim Pemenangan Prabowo - Hatta , Letjen (Purn) Suryo Prabowo, meminta masyarakat memilih capres yang memiliki nasionalisme dan kehormatan. Selain itu, dia juga meminta masyarakat memilih capres yang kaya raya.
"Capres juga harus sudah kaya sehingga konstituennya tidak perlu meminta uang di jalanan. Ini perilaku penyimpangan sosial, merendahkan martabat manusia. Orang kok disuruh jadi pengemis," katanya.
Tetapi, kini kubu Prabowo-Hatta justru mengikuti hal yang sama yakni membuka rekening sumbangan. Direktur Komunikasi dan Media Timkamnas Prabowo-Hatta, Budi Purnomo Karjodihardjo, mengatakan dasar pertimbangan dari pembukaan rekening adalah untuk membantu pemenangan timkamnas perlu dibentuk komite yang memfokuskan kegiatan pada pengumpulan dana masyarakat secara gotong royong.
Para pengurus dan susunan personalianya sudah disahkan berdasarkan SK Koalisi Prabowo-Hatta , No. Kep-001/Timkamnas-Relawan/VI/2014 tentang Pembentukan Komite Dana Aspirasi Indonesia Bangkit pada tanggal 10 Juni 2014. Surat tersebut diteken oleh Mahfud MD dan Fadli Zon.  [beritasatu]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar