Pengamat politik dari Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti
menilai dalam beberapa hal, pasangan nomor urut 1 yakni Prabowo-Hatta
banyak mengekor ke pasangan nomor urut 2 meskipun awalnya mereka justru
mengkritisinya.
"Senang mengkritik gaya 'blusukan', tapi sekarang gaya kampanye HR
(Hatta Rajasa) terlihat banyak memakai 'blusukan'. Tak terkecuali soal
penggalangan dana kampanye. Awalnya mereka kritik dengan keras tapi
sekarang tanpa argumen yang jelas mereka mengikutinya," kata Ray, di
Jakarta, Sabtu (14/6/2014).
Tentu saja, kata Ray, kritik mereka atas upaya penggalangan dana itu
justru yang bermasalah. Sebab, apa yang dilakukan pasangan Jokowi-JK
adalah sesuatu yang layak diapresiasi.
Dari segi apapun, selama dilakukan secara transparan dan dipergunakan
semata-mata untuk kepentingan dana kampanye, maka penggalangan dana
kampanye dari masyarakat itu sesuatu yang sangat positif. Itu artinya,
kata Ray, pasangan nomor urut 2 selangkah lebih maju.
"Dengan begitu, dana kampanye tidak lagi datang secara tiba-tiba,
bertumpuk pada satu dua donatur besar, atau dari para kader yang diminta
dengan mematok sumbangan tertentu, tapi langsung melibatkan
masyarakat," ujarnya.
Tim Prabowo-Hatta pernah mencibir Rekening Gotong Royong untuk
partisipasi publik yang dibuka Jokowi-JK. Menurut Direktur Hukum dan
Advokasi tim pemenangan Prabowo-Hatta, Ahmad Yani, masyarakat sudah
cerdas, terkait dengan maksud yang dilakukan oleh kandidat
Capres-Cawapres yang tengah berkiprah di Pemilu presiden (Pilpres) 9
Juli 2014.
"Katanya mau mensejahterakan rakyat, tapi kok malah menyengsarakan,"
katanya di Rumah Polonia, Jalan Cipinang-Cempedak, Jakarta Timur, Jumat
(30/5/2014).
Bahkan, Anggota Tim Pemenangan Prabowo - Hatta , Letjen (Purn) Suryo
Prabowo, meminta masyarakat memilih capres yang memiliki nasionalisme
dan kehormatan. Selain itu, dia juga meminta masyarakat memilih capres
yang kaya raya.
"Capres juga harus sudah kaya sehingga konstituennya tidak perlu
meminta uang di jalanan. Ini perilaku penyimpangan sosial, merendahkan
martabat manusia. Orang kok disuruh jadi pengemis," katanya.
Tetapi, kini kubu Prabowo-Hatta justru mengikuti hal yang sama yakni
membuka rekening sumbangan. Direktur Komunikasi dan Media Timkamnas
Prabowo-Hatta, Budi Purnomo Karjodihardjo, mengatakan dasar pertimbangan
dari pembukaan rekening adalah untuk membantu pemenangan timkamnas
perlu dibentuk komite yang memfokuskan kegiatan pada pengumpulan dana
masyarakat secara gotong royong.
Para pengurus dan susunan personalianya sudah disahkan berdasarkan SK
Koalisi Prabowo-Hatta , No. Kep-001/Timkamnas-Relawan/VI/2014 tentang
Pembentukan Komite Dana Aspirasi Indonesia Bangkit pada tanggal 10 Juni
2014. Surat tersebut diteken oleh Mahfud MD dan Fadli Zon. [beritasatu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar