Survei yang dilakukan Pusat Data Bersatu (PDB) menunjukkan selisih
elektabilitas antara Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto yang
makin menipis. Dalam 9 bulan terakhir hingga Mei 2014, selisih
elektabilitas kedua capres menipis hingga 11,9%.
"Adu sprint
(lari cepat) antara Prabowo-Hatta dengan Jokowi-JK sudah terjadi. Untuk
sementara Prabowo-Hatta sedikit lebih unggul dari Jokowi-JK," ujar
peneliti senior PDB Agus Herta dalam jumpa pers hasil survei PDB 'Adu
Sprint Elektabilitas Capres' di Puri Denpasar, Kuningan, Jakarta
Selatan, Sabtu (14/6/2014).
Agus mengatakan, pertumbuhan
elektabilitas Prabowo sangat tinggi karena saat ini masing-masing kubu
saling melemparkan kritik yang keras. Bahkan di bulan Juni, lanjut Agus,
bukan lagi selisih elektabilitas keduanya menipis, melainkan Prabowo
berhasil melewati Jokowi.
Agus memaparkan, pada September 2013,
selisih elektabilitas Jokowi dan Prabowo sekitar 29,4%. Berturut-turut
pada bulan Oktober 2013 (31,2%), November (25,8%), Januari 2014 (17,3%),
Februari (12,1%), Maret (9,8%), April-Mei (10,7%), dan Mei (11,9%).
Namun pada Juni 2014, elektabilitas Prabowo sudah melampaui Jokowi
dengan selisih 1,9%.
Dalam telesurvei terbaru yang dirilis PDB
hari ini, Agus melanjutkan paparannya, elektabilitas pasangan
Prabowo-Hatta memimpin dengan 31,8 %, menyalip elektabilitas Jokowi-JK
29,9%.
Sedangkan 1,7% responden memilih tidak memilih. Responden
yang belum mempunyai pilihan 17,2%, dan yang masih merahasiakan
pilihannya 19,4%.
Survei dilakukan melalui wawancara via telepon
pada 6-11 Juni 2014. Responden dipilih secara acak sistematis
berdasarkan kan buku petunjuk PT Telkom. Jumlah sampel responden
sebanyak 1.200 orang mewakili masyarakat pengguna telepon di 33
provinsi, 170 kota di Indonesia. Margin error +/- 2,8% pada tingkat
kepercayaan 95%. Survei ini dilakukan di hampir separuh kota di
Indonesia sehingga survei ini menggambarkan masyarakat Indonesia daerah
perkotaan yang memiliki telepon residensial.
Dalam telesurvei itu
juga disebutkan, pemilih Prabowo-Hatta yang konsisten dengan pilihannya
sebesar 67,2%. Sementara yang masih berpeluang berubah 14,9%, dan yang
tidak menjawab 17,9%.
Pada pemilih Jokowi-JK, pemilih yang
konsisten dengan pilihannya sebesar 67,4%. Sementara yang masih
berpeluang berubah 18,2%, dan yang menjawab tidak tahu 14,4%.
"Perbedaan
elektabilitas Prabowo-Hatta dengan Jokowi-JK sangat tipis, sehingga
persaingan akan semakin sengit dan ketat. Pemenang akan ditentukan
sampai laga terakhir yang dapat merebut pemilih mengambang (swing
voters). Dalam pengalaman riset tren sulit berubah dalam waktu sempit.
Yang turun konsisten akan turun, yang naik akan terus naik," tuturnya. [detik]
Hati2 dg publikasi lembaga2 survey terlebih lg lembaga tsb ada keterkaitan erat dg sebuah parpol.
BalasHapusCari tahu dulu independensi lembaga survey tsb. Ini ada bocoran info dr sebuah sumber yang mengatakan bahwa :
Lembaga survei Pusat Data Bersatu (PDB) dipimpin Didik J Rachbini, politisi PAN.
http://m.suara-islam.com/mobile/
detail/7754
Survey PDB Cyrus : Jokowi-JK Unggul.
http://liputanislam.com/pemilu/survei-pdb-cyrus-jokowi-jk-unggul/
Barangkali ada info lain silahkan share.