Partai pemenang Pemilu 2014, PDI Perjuangan bergerilya mencari sekutu untuk mengusung Joko Widodo (Jokowi) maju dalam Pilpres. Partai Nasional Demokrat (NasDem) menjadi partai pertama yang menyatakan koalisi dan merapat ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Kami sepakat merapatkan barisan kedua partai, untuk saling mendukung. Kami NasDem mendukung sepenuhnya, calon Presiden PDIP adalah sama dengan calon Presiden NasDem," tegas Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di kantor DPP Partai NasDem Jl. RP Suroso. Surya Paloh menjelaskan tidak ada pembahasan mengenai struktur kabinet. Dia mengatakan pertemuan itu mendiskusikan visi dan misi untuk memperkuat sistem presidensial ke depan.
Dalam koalisi tersebut, tentu kedua pihak akan diuntungkan. Berikut keuntungan PDIP bersekutu dengan NasDem.
Syarat Pencapresan Jokowi Lengkap
NasDem akhirnya resmi menyatakan berkoalisi dengan PDIP. Pada Pemilu perdananya, NasDem melejit meraup 6-7 persen suara. Cukup membanggakan sebagai partai baru.
PDIP walau meraih posisi pertama tapi hanya mendapat suara di kisaran 19 persen. Mereka terbentur syarat presidential treshold 20 persen jika ingin mencalonkan Jokowi sebagai capres.
Karena itu PDIP butuh koalisi agar suara mereka lebih dari 20 persen. NasDem pun menyambut dengan tangan terbuka.
"PDIP merasa tidak bisa berjuang sendiri, dia butuh sahabat salah satunya NasDem. Dan sahabat ini juga ingin bersahabat," kata Surya Paloh.
NasDem Pasang Tarif Cawapres
NasDem akhirnya menyatakan berkoalisi dengan PDIP untuk mengusung pasangan capres dan cawapres di Pilpres 2014. Kader PDIP Jokowi sebagai capres, namun bukan Ketua Umum NasDem Surya Paloh yang menjadi cawapres, hal ini sangat jauh berbeda dengan "opening target" partai lain, misal PKB yang telah meminta ketua umumnya dipasang sebagai cawapres .
"Kami menghargai kebesaran Pak Surya Paloh untuk tidak menjadi cawapres dan Ibu megawati untuk memberi peluang yang muda," kata Jokowi setelah bertemu Surya Paloh di kantor DPP NasDem, Jakarta, Sabtu (12/4/2014).
Hal ini merupakan sebuah keuntungan untuk Jokowi. Dia bebas menentukan cawapresnya.
Kesamaan Ideologi
Merdeka.com - Bakal capres PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi) menyatakan resmi berkoalisi dengan Partai NasDem. Persetujuan itu dinyatakan karena pihaknya merasa mempunyai satu pemikiran.
Dari pertemuannya dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Jokowi mengungkapkan, keduanya ingin mengembalikan lagi roh presidensil yang kuat dalam pemerintahan ke depan.
"PDI Perjuangan dan NasDem punya pikiran sama. Sistem presidensil, garis-garis perjuangan dan program-program perubahan mempunyai platform yang sma. Membuang jauh karakter bagi-bagi kursi dan bagi-bagi menteri," kata Jokowi di kantor DPP NasDem, Jakarta, Sabtu (12/4/2014).
NasDem Punya Jaringan Media
Wakil Ketua Fraksi PDIP DPR Eva Kusuma Sundari membeberkan alasan partainya tak mencapai target di pemilu legislatif. Sebelumnya, PDIP menargetkan 27,2 persen suara namun dalam hasil hitung cepat hanya mendapat suara di kisaran 19 persen.
Menurut dia, salah satu faktor yang membuat target PDIP tidak tercapai karena pemberitaan media. Dia menilai, banyak televisi yang tidak menyiarkan berita Jokowi atau PDIP.
"Saya pikir faktornya banyak. Kita juga diblok MetroTV dan TV yang dapat porsi minim penyiaran tentang PDIP dan Jokowi. Plus kampanye Jokowi yang kurang masif diputar," ujar Eva kepada merdeka.com, Kamis (10/4/2014).
Tak hanya itu, Eva juga melihat PDIP belum menyiapkan tim media yang kuat. Padahal ke depan capresnya bakal menghadapi serangan-serangan politik lewat udara.
Surya Paloh pun mengaku siap mendukung Jokowi lewat jaringan media. Dia menyebut akan mendukung lewat serangan darat, laut dan udara.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar