Tingkat keterpilihan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai bakal
capres 2014 anjlok dari 36% menjadi 28%. Hal ini diduga terkait
ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerjanya.
"Jokowi mengalami penurunan elektabilitas menyusul adanya
ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerjanya," kata pendiri Pusat Data
Bersatu (PDB) Didik J Rachbini di Jakarta, Sabtu (1/2/2014).
Kendati
Didik mengaku tidak tahu penurunan elektabilitas tersebut akibat
kinerja Jokowi mengatasi banjir yang melanda Jakarta saat ini. "Saya
tidak tahu, apakah habis banjir akan menurunkan," katanya.
Hasil
survei PDB, kata Didik, menunjukkan dari September 2013 sampai Januari
2014 elektabilitas gubernur yang lebih dikenal Jokowi itu memperoleh
angka 36%. Sementara pada awal Januari ini elektabilitasnya menurun
menjadi 28%.
Meski elektabilitas Jokowi masih tertinggi
dibandingkan sejumlah nama capres 2014 lainnya, dalam survei tersebut
mengungkap, Jokowi dianggap masih kalah dari sisi kualitas jika
dibandingkan peserta Konvensi Capres Partai Demokrat, Anies Baswedan.
"Jokowi memang bagus secara elektabilitas, tapi kalah soal kualitas dengan Anies," kata Didik.
Berdasar
survei PDB, elektabilitas Anies mengalami kenaikan, meski angkanya
tergolong kecil, yakni 1,9%. Posisi kedua dalam hal tingkat keterpilihan
ditempati Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, yakni
10,7%, sedangkan nama lainnya elektabilitasnya kurang dari 5%.
Bahkan,
si Raja Dangdut Rhoma Irama yang digadang-gadang sebagai bakal capres
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menempati urutan pertama dalam hal
popularitas, namun elektabilitasnya hanya 0,5%.
Survei PDB ini
dilakukan 4 hingga 8 Januari 2014 yang menggunakan wawancara telepon
terhadap 1.200 responden di 11 kota besar, yakni Jakarta, Bandung,
Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Denpasar, Balikpapan,
Makassar, dan Jayapura, dengan rentang kekeliruan (margin of error) kurang lebih 2,8% dan tingkat kepercayaan 95%.
Sumber :
liputan6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar