Kelompok Pro Jokowi (Projo) dinilai sebagai gerakan penolakan terhadap Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk maju sebagai calon presiden (Capres) 2014.
Penilaian itu dikatakan pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Victor Silaen, kepada INILAH.COM, Jakarta, Jumat (14/2/2014).
Menurut Victor, munculnya Projo merupakan bentuk protes atau perlawanan terhadap pencapresan Megawati di Pilpres 2014. "Saya kira munculnya itu karena di internal PDIP ada yang masih menginginkan Megawati jadi presiden, sehingga muncullah Projo," kata Victor.
Menurut Victor, Projo muncul dari internal partai berlambang banteng moncong putih itu. Suara di internal PDIP sendiri terpecah terkait capres 2014.
"Karena memang muncul pula yang tidak menginginkan Megawati jadi presiden, jadi terbagi dua," tegas Victor.
Meski demikian, menurut Victor, keputusan Capres tetap berada di tangan Megawati. Menurutnya, kader DPIP tetap tunduk kepada keputusan Megawati.
"Tidak akan pecah karena keputusan tetap ditangan Megawati," kata Victor.
Sebelumnya diberitakan, Koordinator Nasional Projo Budi Arie Setiadi mengakui Projo bukanlah organisasi resmi PDIP. Projo adalah organisasi yang dibentuk oleh kader dan simpatisan PDIP untuk memperjuangankan dan mendukung Jokowi sebagai presiden.
"Kami memang bukan kelompok Puan," kata Budi menegaskan kepada INILAH.COM, Kamis (13/2/2014). Menurut Budi, Projo tidak pernah mengganggu atau menggugat hak preogratif Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menentukan capres.
"Kami hanya menyampaikan usulan dan suara yang kami dengar di masyarakat,"kata dia.
Sumber :
inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar