Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) menyatakan tidak berniat mempermasalahkan kasus penyadapan di rumah dinasnya. Jokowi beralasan tidak ada hal penting dalam percakapannya yang tersadap. "Urusan enteng, soal sate kambing, ikan kakap, dan ikan bakar," kata dia kepada wartawan saat berkunjung ke Kampus Universitas Janabadra, Badran, Yogyakarta pada Sabtu (22/2/2014).
Jokowi mengatakan temuan alat penyadap memang menyebabkan ada penambahan tenaga keamanan di sekitar rumah dinasnya.
Tapi, mengingat tidak ada persoalan strategis yang tersadap, dia berupaya meredam efek isu ini. "Suasana Jakarta jangan sampai heboh," kata dia.
Mantan Wali Kota Solo ini juga tidak merasa ruang privatnya terganggu akibat penyadapan. Karena itu, tidak ada persoalan bagi dia di kasus tersebut. "Mungkin, yang dengar (penyadap) malah kecewa, keluarnya sate dan ikan bakar," kata dia.
"Tapi kalau saya merasa ada hal-hal yang sangat penting, hal-hal yang
bersifat ke pemerintahan, baru saya akan bereaksi. Wong ini cuma urusan
sate kambing kok," kata Jokowi.
Meskipun demikian, Jokowi menegaskan akan memperkarakan kasus penyadapan ruang privatnya apabila merasa ada persoalan pemerintahan penting yang bocor. "Kalau ada soal pemerintahan penting (yang disadap), baru saya teriak," kata dia.
Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT) UGM, Oce Madril menilai penyadapan di rumah dinas Jokowi bisa dilakukan karena motif politik, persoalan hukum atau keamanan nasional. Karena itu, menurut dia penyadapan kemungkinan dilakukan oleh lawan politik Jokowi, penegak hukum seperti KPK atau intelijen negara. "Yang tahu pasti Jokowi sendiri (percakapan yang disadap dan pelakunya)," kata Oce kepada wartawan di sekretariat lembaganya pada Jumat 21 Februari 2014.
Sebelumnya Jokowi mengakui di rumahnya ditemukan alat penyadap di beberapa titik seperti ruang makan, kamar, dan ruang tamu. Temuan ini dia laporkan ke Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan.
Sumber :
- tempo.co
- detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar