Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) merilis hasil survei terbaru yang menempatkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai elite baru paling tinggi "wawasan keindonesiaan"-nya.
Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens mengatakan, kajian pluralisme ini merupakan diskusi berkenaan dengan konteks etika sosial dan politik.
"Pluralisme dalam kajian ini mengacu kepada keadaan masyarakat yang majemuk berkenaan dengan hakikat politik, dan konsekuensi moral dari konteks Indonesia yang bhinneka," kata Boni di Jakarta, Minggu (10/11/2013).
Survei tersebut, menempatkan Jokowi menjadi elite baru yang paling tinggi mengalahkan Ali Masykur Musa, Hary Tanoesoedibjo, Dahlan Iskan, Pramono Edhie, Anies Baswedan, Chairul Tanjung dan Dino Patti Djalal.
"Elite baru mereka yang kurang 10 tahun terakhir bergerak dalam politik entah sebagai pejabat publik maupun sekedar sebagai politisi partai yang namanya sering muncul dalam pemberitaan media massa," ucapnya.
Sedangkan untuk elite lama, Surya Paloh mengalahkan nama-nama seperti Prabowo Subianto, Megawati Soekarnoputri, Jusuf Kalla, Susilo Bambang Yudhoyono, Wiranto, Mahfud MD, Aburizal Bakrie, Hatta Rajasa dan Sutiyoso.
"Elite lama adalah mereka yang sudah lebih dari 10 tahun bergerak dalam politik entah sebagai pejabat publik maupun sekedar sebagai politisi partai yang namanya sering muncul dalam pemberitaan media massa," tuturnya.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar